Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya gencar melakukan vaksinasi booster dosis 3 bagi masyarakat di Kota Pahlawan, Jawa Timur, sebagai upaya mencegah penularan lebih luas terhadap COVID-19 khususnya varian baru XBB.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa, mengatakan, adanya kenaikan kasus COVID-19 di Kota Pahlawan dikarenakan Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Maka, memiliki kemungkinan banyak warga yang terpapar COVID-19.
"Sudah disampaikan Bu Gubernur Jatim (Khofifah Indar Parawansa) bahwa vaksin booster sudah datang lima hari yang lalu dan sudah dibagi, maka kami akan melakukan booster di bawah dengan Forkopimda Surabaya kepada masyarakat," kata Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, varian COVID-19 XBB sampai dengan saat ini terkonfirmasi sembilan kasus berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequenching (WGS) oleh ITD Universitas Airlangga (Unair) Kota Surabaya.
"Untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 maupun varian XBB, kami telah membuat SE (Surat Edaran) tentang antisipasi lonjakan kasus COVID-19 agar seluruh masyarakat Surabaya dapat patuh terhadap protokol kesehatan, serta meminimalisir penularan," kata Nanik.
Selain membuat SE tersebut, kata dia, pihaknya juga memasifkan pelaksanaan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment serta melaksanakan kegiatan vaksinasi booster.
Untuk itu, lanjut dia, pelaksanaan vaksinasi dioptimalkan dan konsisten dilaksanakan seluruh Puskesmas di Kota Surabaya dan gerai vaksinasi, seperti corner vaksinasi di mal atau lokasi yang memudahkan akses pelayanan bekerjasama dengan lintas sektor terkait.
"Capaian vaksinasi booster di Kota Surabaya sampai dengan 14 November 2022 sebesar 56,41 persen (dari target minimal 50 persen)," kata dia.
Lebih lanjut, Nanik mengaku, kondisi BOR (Bed Occupancy Rate) TT (Tempat Tidur) Rumah Sakit di Kota Surabaya terus dipantau secara konsisten setiap hari dan masih dalam kondisi memadai.
"Karena sebagian besar kondisi pasien yang terkonfirmasi bergejala ringan, seperti flu dan batuk. Mereka melakukan isolasi mandiri di rumah di bawah pemantauan puskesmas wilayah domisili pasien," kata dia.
Sedangkan, beberapa pasien melakukan perawatan di RS karena memiliki komorbid dan berusia lanjut. Oleh sebab itu, kata dia, Pemkot Surabaya terus bersinergi melakukan pemantauan perkembangan kasus berkolaborasi dengan 3 Pilar di masing-masing wilayah.
"Semoga semua dapat terkendali. Serta, masyarakat harus memastikan status vaksinasi lengkap minimal sampai dosis 3. Sehingga dapat memberikan proteksi tambahan serta membentuk kekebalan kelompok secara optimal," ujar dia.