Surabaya (ANTARA) - Ketua Kamar Dagang dan Industri Surabaya Ali Affandi LaNyalla mengajak para santri di Pondok Pesantren Tahfidhul Quran (PPTQ) Sunan Ampel untuk meneladani jiwa wirausaha dari Nabi Muhammad SAW.
"Rasulullah sebelum menjadi nabi atau saat usia 12 tahun sudah mulai berbisnis dengan magang pada pamannya untuk berdagang ke Negeri Syam," kata Mas Andi, sapaan akrabnya di Surabaya, Rabu.
Pada kegiatan bertajuk "Ngaji Kewirausahaan Bareng Mas Andi" dihadiri oleh 500 santri PPTQ Sunan Ampel, puluhan warga dan wali santri, serta pengurus kelurahan, perwakilan Polsek Semampir, dan Koramil setempat.
"Pada usia 25 tahun, beliau sudah menjadi konglomerat sukses dan sudah sering melakukan perjalanan bisnis. Baru pada usia 40 tahun Beliau menjadi Nabi dan Rasul," ujarnya di hadapan pendiri dan pengasuh PPTQ Sunan Ampel, santri dan santriwati serta para wali murid.
Oleh karena itu, Mas Andi mendukung para santri dan santriwati jika ingin menjadi pengusaha. Namun dia mengingatkan bahwa menjadi pengusaha juga harus sesuai dengan empat sifat atau karakter Nabi Muhammad SAW yang sukses dalam berdakwah dan berbisnis.
"Empat Sifat Rosulullah itu yakni Fatonah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh atau kalau disingkat adalah FAST," ujarnya.
Secara rinci, dia menjelaskan Fatonah atau cerdas berarti seorang pengusaha harus pintar dan kreatif, sehingga bisa bermanfaat dan mengangkat derajat orang lain.
Amanah, bahwa seorang pengusaha harus bisa dipercaya sehingga komitmen apapun dengan mitra kerja termasuk utang piutang harus bisa dipertanggungjawabkan.
Shiddiq, kata dia, harus bertindak yang benar dan jujur pada diri sendiri dan orang lain. Keempat adalah Tabligh, yakni pengusaha harus menyampaikan apa adanya atau menjadi marketing yang unggul.
"Yang tidak kalah penting adalah niat. Innamal a'malu binniyat, bahwa sesungguhnya segala perbuatan itu bergantung pada niatnya. Jadi luruskan dulu niat, bahwa tujuan kita mencari rezeki jangan untuk dunia saja, tapi juga akhirat," tutur Mas Andi.
Untuk itu, ketika memperoleh rezeki atau keuntungan, dia mengingatkan untuk menyisihkan sekitar 10 persen untuk beramal, misalnya dengan menyumbangkan ke masjid, pondok pesantren, atau lembaga amil zakat.
"Kita niatkan bantu angkat derajat orang lain. Kita mengejar akhirat, Insya Allah urusan dunia akan mengikuti," ucap dia.
Dalam kesempatan itu Mas Andi juga mengajak sejumlah pengusaha yang tergabung di Kadin Surabaya maupun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya.
Di tempat sama, Pengasuh PPTQ Sunan Giri Surabaya KH. Abdul Azis Hasanan Al-Hafidz mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan pembekalan ilmu dan motivasi yang disampaikan Mas Andi kepada para santri dan santriwati.
"Pondok ini sudah 40 tahun berdiri, dan kami membangunnya sekuat tenaga tanpa menarik dana iuran dari santri. Kami usaha sendiri dan memohon kepada Allah agar diberikan kemampuan dan rezeki untuk.membangun pondok ini. Dan alhamdulillah sekarang seperti ini," ujarnya.
Dia berharap kerja sama dengan Kadin dan Hipmi bisa dilakukan dengan harapan bisa memberikan motivasi dan wadah para santri untuk menjadi wirausaha dan bekal mereka bagi perekonomian dan agama.