Beijing (ANTARA) - Sekitar seribu warga negara Indonesia yang berdomisili di berbagai daerah di Taiwan memperingati perayaan Hari Santri di Kota Taipei, Minggu (23/10).
"Selain apel para pengurus NU, pada peringatan Hari Santri tahun ini kami menggelar berbagai lomba," kata Ulin Nuha dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Apel tersebut diisi dengan pengibaran bendera Merah-Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan Ikrar Santri.
Puncak peringatan Hari Santri yang dihadiri oleh kalangan pekerja migran Indonesia di Taipei itu diawali dengan pembacaan selawat.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf turut memberikan sambutan secara virtual dalam peringatan tersebut, yang digelar oleh PCINU Taiwan di halaman Museum Nasional Taiwan di Taipei.
Dia mengajak jajaran PCINU Taiwan bekerja dan mengubah pola pikir.
"Jangan sampai ada orang yang mengaku warga NU, tapi tidak mendapatkan khidmah (pelayanan) dari pengurus," kata Gus Yahya.
Dengan mengutip hasil survei, dia menyebutkan jumlah warga nahdliyyin di Indonesia mencapai 59,2 persen dari total populasi nasional sehingga harus diposisikan sebagai rakyat yang harus mendapatkan pelayanan dari pengurus NU di mana pun berada.
Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Didik Purwanto menambahkan bahwa hari santri tidak merujuk pada mereka saja yang berada di pondok pesantren dan tinggal di Indonesia.
"Santri itu tidak hanya di pondok yang melakukan berbagai macam laku tirakat, kita yang di Taiwan selagi masih mau mengaji seperti juga termasuk santri," katanya.
Rangkaian kegiatan Hari Santri diakhiri dengan penampilan pencak silat dari Perguruan Pagar Nusa dan Setia Hati Teratai, yang para anggotanya dari kalangan pekerja migran Indonesia.
Beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani studi di Taipei Medical University juga berpartisipasi dalam peringatan Hari Santri dengan menggelar pemeriksaan kesehatan gratis bagi WNI.