Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Jember bersama tim gabungan melakukan inspeksi mendadak terhadap peredaran obat sirop yang menyebabkan gangguan ginjal akut dengan mendatangi sejumlah apotek di wilayah setempat, Senin.
"Kami berupaya untuk menjaga masyarakat tetap kondusif terkait dengan maraknya isu peredaran obat sirop yang mengakibatkan gangguan ginjal akut progresif atipikal, sehingga kami perlu melakukan inspeksi mendadak untuk melihat kondisi di Jember seperti apa," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Kabidyankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember dr. Santi Indriasari, Senin.
Menurutnya, petugas gabungan yang melakukan supervisi di sarana pelayanan kefarmasian Jember terdiri atas Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM), petugas Dinkes, Siedokkes Polres Jember, Satpol PP dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jember.
Dalam supervisi gabungan, pemantauan dan pengawasan peredaran ketersediaan obat sirop yang ditinjau yakni Apotek Della Farma Arjasa, Toko Obat Sumber Sehat dan Apotek Chrisnanda Kalisat, Apotek Mayang Sehat, Apotek Pakusari, serta apotek lain yang berada di Kecamatan Patrang, Sumbersari, Rambipuji, dan Kecamatan Balung.
"Kami melakukan pengecekan terhadap lima jenis obat yang mengandung etilen glikol (EG) mulai Termorex Sirup, Flurin DMP Sirop, Unibebi Cough Sirop, Unibebi Demam Sirop, hingga Unibebi Demam Drops," tuturnya.
Selain itu, petugas menanyakan apakah penjual sudah mengetahui tentang gangguan ginjal akut progresif atipikal atau belum, indikasi adanya ketersediaan lima jenis obat tersebut, langkah antisipasi yang sudah dilakukan, serta sudahkah mengedukasi masyarakat tentang larangan penggunaan sirop itu.
"Kami datang untuk meninjau sejumlah sarana pelayanan farmasi untuk memastikan agar obat-obat penyebab gangguan ginjal akut itu tidak lagi diedarkan," katanya.
Pantauan di lapangan, lanjut dia, sejumlah apotek yang didatangi sudah memisahkan dan tidak lagi mengedarkan ke konsumen obat-obatan yang berisiko tersebut, sehingga masyarakat diimbau tidak perlu khawatir dan bisa membeli obat lain yang boleh dikonsumsi.
Sebelumnya Kepala Dinkes Jember dr Lilik Lailiyah menerbitkan surat edaran yang berisi tentang tindak lanjut, penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus gangguan gagal ginjal akut yang dialami anak-anak kepada sejumlah apoteker, farmasi klinik dan rumah sakit.