Surabaya (ANTARA) - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Surabaya menargetkan 100 para pekerja bangunan bisa dilatih untuk menjalankan program "Dandan Omah" atau perbaikan rumah tidak layak huni.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya Irvan Wahyudradjad di Surabaya, Senin, mengatakan dalam hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk memberikan pelatihan kepada para pekerja bangunan atau tukang.
"Tahun ini, kami menargetkan ada 100 orang mengikuti pelatihan selama seminggu, kemudian mereka mendapat sertifikat dan dilibatkan dalam program Dandan Omah," kata dia.
Irvan mengatakan, pelatihan tersebut dilakukan karena pihaknya kekurangan tenaga teknis yang berasal dari Surabaya.
"Ini akan ditagging sebagai salah satu program Padat Karya Pemkot Surabaya," kata Irvan.
Menurut dia, hal ini sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang tidak hanya memperbaiki rumah warga, tapi juga memperbaiki penghasilan pemilik rumah agar bisa merawat rumah tersebut.
"Serta memberikan kesempatan bagi warga sekitar yang membutuhkan tambahan pendapatan," ujar dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyebut program "Dandan Omah" tidak hanya melakukan perbaikan pada bangunan rumah saja, melainkan juga memperbaiki perekonomian warga.
Untuk itu, Cak Eri panggilan lekatnya, meninjau langsung pengerjaan program "Dandan Omah" di Kampung Nelayan tepatnya di Jalan Sukolilo 1-B/34 RT 01 RW 02 dan Jalan Kejawen Lor 2 Nomor 14 Kelurahan Sukolilo Baru, Kecamatan Bulak, Surabaya beberapa hari lalu.
Menurut Eri, di Kampung Nelayan itu, Pemkot Surabaya telah mewadahi kebutuhan warga di kampung tersebut melalui bantuan diversifikasi untuk menopang kesejahteraan nelayan yang tidak bisa berlayar agar tetap mendapat penghasilan.
"Kebetulan di Kampung Nelayan itu ada program Pemkot Surabaya. Karena itu saya berharap lurah dan camat punya berbagai inovasi. Bantuan per bulan sebesar Rp2 juta itu bisa menjadi modal. Bisa untuk modal E-Peken atau bikin paving. Ini namanya program Padat Karya untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran," ujar Cak Eri.