Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mengembangkan kampung sayur di 11 kecamatan sebagai upaya memberdayakan warga di Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan pada 31 kecamatan yakni kampung-kampung yang berpotensi menjadi kawasan unggulan pengelolaan Kampung Sayur.
"Saat ini kami telah mengembangkan 11 kecamatan di Kota Surabaya," kata Antiek.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan pendampingan dan pembinaan secara bertahap terhadap kampung sayur di Surabaya.
"Konsepnya adalah bagaimana bisa memanfaatkan lahan di sekitarnya atau di pekarangannya. Minimal untuk memenuhi kebutuhan gizi dan ketahanan pangan keluarga," kata dia.
Salah satu kampung sayur yang menjadi percontohan di Surabaya adalah Kampung Sayur Ahong Kenjeran di Jalan Tanah Merah Utara No. 40, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Surabaya.
Kampung Sayur Ahong Kenjeran terdapat pembibitan Binahong, Taman Prestasi Kampung Sayur Si Ahong, dan budidaya lele.
Ketua RW 09 Kampung Sayur Ahong Kenjeran Yoyok Suhendra mengaku, bersyukur karena Pemkot Surabaya memberikan pendampingan dan pengawasan terhadap Kampung Sayur Ahong Kenjeran.
"Kami berharap Kampung Sayur Ahong menjadi salah satu daerah penggerak di Kota Surabaya," ujar dia.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, Kampung Sayur Ahong Kenjeran bisa menjadi kampung percontohan untuk kampung yang lainnya di Surabaya.
Menurut dia, pengembangan inovasi pada bidang ketahanan pangan ini diharapkan bisa menjadi pelecut semangat bagi kampung lainnya untuk menciptakan kampung sayur yang bersih dan sehat, serta bisa memberdayakan warga sekitar.
"Kampung Sayur sebetulnya sudah berjalan sejak program Surabaya Smart City (SSC), dimana tidak hanya melakukan inovasi pengelolaan sampah, tetapi juga memberdayakan warga," ujar Cak Eri panggilan lekatnya.
Untuk itu, Cak Eri meminta para lurah, camat, dan RT/RW di Surabaya mampu mengembangkan kampung sayur di wilayahnya masing-masing.
"Ini menunjukkan bahwa kampung bisa menjadi bersih dan ada ekonomi yang berjalan, seperti menjual selada air, lele, maupun Binahong," ujar dia.