Surabaya (ANTARA) - Kelas Literasi Digital yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, Jawa Timur, untuk pelajar SMP di sekolah perlu juga melibatkan orang tua.
"Sebagai generasi penerus bangsa harus bisa memanfaatkan platform digital untuk kegiatan positif. Misalnya digunakan untuk belajar, sarana kreativitas, selain itu juga bisa dijadikan sebagai alat untuk bersosialisasi," kata salah satu pemateri Kelas Literasi Digital Rini Indriyani di Surabaya, Jumat.
Menurut Rini, pelajar boleh saja bermain media sosial (medsos) seperti TikTok. Namun itu, lanjut dia, dimanfaatkan untuk kegiatan positif dan digunakan sebijak mungkin. Selain itu juga boleh berkenalan atau mencari teman lewat medsos, asalkan harus selektif dan bisa menjaga rahasia pribadi.
Bukan hanya itu, lanjut dia, agar tidak malu bercerita kepada orang tua dan guru, apabila mengalami masalah dengan teman maupun ketika di sekolah. Jangan sampai, saat ada masalah malah bercerita kepada teman yang salah atau di platform medsos.
"Karena bestie (sahabat) terbaik pelajar itu sendiri adalah orang tua. Ketika ada masalah, orang tua adalah bestie sejati. Apalagi di era digital seperti saat ini," kata Rini yang juga Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya.
Rini mengatakan, pihaknya juga telah menyampaikan pesan tersebut kepada para pelajar pada saat menjadi narasumber Kelas Literasi Digital yang digelar di Koridor Coworking Space, Gedung Siola, Surabaya, Kamis (29/9).
Dalam Kelas Literasi Digital, Diskominfo Surabaya memberikan lima materi seperti halnya Budaya Digital, Etika Digital, Keterampilan Digital, Keamanan Digital dan Keren Bercakap Digital serta Inovasi Digital.
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ini mengaku telah memberikan materi cara bijak menggunakan platform digital mulai dari medsos dan lain sebagainya.
"Di era digital ini harus benar-benar kalian pahami, karena dunia digital adalah pisau bermata dua. Bisa membawa manfaat dan bencana apabila tidak dipergunakan secara bijak," kata Rini.
