Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuntut aparatur sipil negara peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV Tahun 2022 peka terhadap isu-isu global.
"Di luar kompetensi ASN yang diberikan dalam pelatihan ini, sensitivitas menjadi penting untuk melihat betapa besarnya pengaruh inflasi dari geopolitik dan geostrategis bagi tatanan kesejahteraan masyarakat," ujarnya saat membuka PKN Tingkat II di Coorporate University Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim di Surabaya, Senin malam.
Menurut dia, seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia sedang mengantisipasi ancaman tiga krisis global. Yaitu krisis pangan, energi dan keuangan.
"Isu inflasi di berbagai negara akibat tiga krisis global tersebut juga patut menjadi perhatian bersama. Maka di sektor apapun, kepala dinas, sekretaris daerah, wali kota, gubernur, semuanya harus melakukan berbagai langkah mitigasi yang serius," ucapnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah menekankan selain harus memiliki tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs Skill), ASN juga dituntut memecahkan permasalahan yang kompleks dan serta peduli sosial.
Senada dengan Gubernur, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Dr Basseng menegaskan isu inflasi patut menjadi perhatian dalam pelatihan kali ini.
"Peserta PKN Tingkat II disiapkan untuk segala bentuk perubahan. Sehingga kesiapan untuk menghadapi ancaman global seperti inflasi sangatlah dibutuhkan," kata dia.
Sebagai informasi, PKN kali ini diikuti 70 peserta dari dalam dan luar wilayah Jatim, yang rinciannya tiga orang dari Kementerian Perhubungan, dua orang dari Provinsi Jawa Timur, satu orang dari Provinsi Kalimantan Barat dan tiga orang dari Provinsi Riau.
Sedangkan, dari tingkat Kabupaten/Kota tercatat 29 orang berasal dari dalam provinsi, dan 32 orang lainnya berasal dari luar Jatim.
Sementara itu, dalam kesempatan sama juga dibuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar Fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan Tingkat Ahli Tahun 2022 yang diikuti sebanyak 29 peserta.(*)