Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menggelar Operasi Patuh Semeru 2022 selama 14 hari mulai 13 hingga 26 Juni dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat berlalu lintas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
"Operasi ini digelar karena permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan makin kompleks dan dinamis, khususnya dalam bidang keselamatan berlalu lintas," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta usai memimpin apel gelar pasukan Operasi Patuh Semeru 2022 di Mapolda setempat, Senin.
Untuk menjawab tantangan tugas tersebut, kata Irjen Nico, maka polantas harus menjadi Polri yang presisi, prediktif, responsibilitas, dan transparasi berkeadilan.
"Yaitu polantas dengan pendekatan kepolisian prediktif untuk mengantisipasi tingkat gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas berdasarkan pengetahuan, data dan metode yang tepat sehingga dapat mengurangi pelanggaran dan fatalitas gangguan tersebut sedini mungkin," ujarnya.
Selain itu, polantas harus melakukan inovasi dengan meningkatkan modernisasi sistem teknologi informasi secara berkelanjutan dan terus mendorong inovasi pelayanan publik yang berbasis informasi dan teknologi (IT).
"Seperti yang telah dilaksanakan saat ini di jajaran Polda Jawa Timur, yaitu program ETLE statis, ETLE mobile, Samsat Drive thru, dan E-Turjawali, serta program-program lainnya," ujarnya.
Jenderal bintang dua itu menjelaskan pada periode Januari sampai dengan Mei 2022 telah ada ETLE statis sebanyak 59 unit yang tersebar di beberapa jalan utama yang ada di Jawa Timur, kemudian ETLE mobile sebanyak 52 unit.
Kemudian juga telah dilakukan penindakan pelanggaran sebanyak 26.312 orang. Hal ini mengalami peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021 sebanyak 27 persen.
"Melihat banyaknya jumlah pelanggaran lalu lintas tersebut, menandakan bahwa kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas perlu ditingkatkan. Hal ini berbanding lurus dengan angka kecelakaan lalu lintas pada periode Januari sampai Mei mengalami peningkatan sebanyak 36 persen," katanya.
Diungkapkannya, salah satu kasus laka menonjol yaitu laka bus pariwisata yang menewaskan ada 16 orang orang penumpang.
"Untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran tersebut, maka perlu dilakukan penindakan secara tegas dan terukur. Kepada pelanggar yang berpotensi terjadinya kasus kecelakaan lalu lintas untuk memberikan efek kepada para pelanggar lalu lintas tersebut," katanya.
Dalam pelaksanaan operasi patuh saat ini, pihaknya masih mewaspadai pandemi COVID-19, walaupun tren sudah menurun, dan ada kebijakan beberapa yang dilonggarkan.
Meski begitu, lanjut dia harus tetap waspada dengan terus menerapkan disiplin protokol kesehatan agar penyebaran COVID-19 tidak mengalami kenaikan lagi.