Kediri (ANTARA) - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta masyarakat untuk lebih disiplin dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mengantisipasi penyakit hepatitis akut misterius.
Bupati mengemukakan di Kabupaten Kediri belum ada laporan terkait dengan temuan kasus hepatitis akut misterius.
"Di Kabupaten Kediri tidak ditemukan kasus dugaan penyakit hepatitis misterius pada anak. Mudah-mudahan jangan sampai ada," katanya di Kediri, Rabu.
Ia meminta agar orang tua disiplin menerapkan PHBS pada anak. Selain itu, orang tua juga diimbau untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak tetap higienis. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyakit tersebut.
"Pencegahan tetap harus dilakukan. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan PHBS," kata dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dokter Ahmad Khotib mengatakan hingga kini temuan dugaan penyakit Hepatitis belum ditemukan di Kabupaten Kediri.
Namun, pihaknya juga sudah membuat langkah sosialisasi penyakit tersebut dan antisipasinya, sehingga masyarakat mendapatkan edukasi.
"Masyarakat tetap kami minta tetap menerapkan protokol kesehatan seperti saat COVID-19, dengan PHBS seperti sebelum makan cuci tangan menggunakan sabun serta menjaga pola makan dengan makan makanan yang bersih dan sehat," katanya.
Bupati juga meminta masyarakat segera melapor, jika ada anak ataupun anggota keluarga yang sakit seperti dengan gejala hepatitis akut misterius ini.
Gejala umum yang selama ini dilaporkan karena penyakit Hepatitis akut misterius yakni mual, diare, panas, lemah dan timbul warna kuning di mata, serta air kencing berwarna merah seperti teh.
"Masyarakat jika menemukan gejala awal seperti yang disebutkan itu untuk segera memeriksakannya ke fasilitas kesehatan terdekat, seperti klinik, puskesmas, dokter, maupun rumah sakit," kata dia.
Juru bicara Kementerian Kesehatan dokter Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus diduga Hepatitis akut misterius di Indonesia saat ini ada 18 orang. Terdapat sembilan di antaranya dalam kategori pending klasifikasi, tujuh tidak masuk kriteria karena bukan Hepatitis akut dan dua masih dalam pemeriksaan.
Jumlah kasus dugaan Hepatitis akut misterius di Indonesia bertambah dibandingkan data pada Senin (9/5), yang tercatat 15 kasus. (*)