Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit hepatitis akut misterius yang telah menyerang sejumlah anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima, Kamis, di Kediri mengemukakan pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait penyakit hepatitis akut, termasuk ke sejumlah sekolah.
Sosialisasi dilakukan dengan harapan anak-anak termasuk wali murid mengetahui tentang penyakit ini.
"Pada umumnya penyakit hepatitis ini menyerang anak-anak usia 15 tahun ke bawah, utamanya usia 10-12 tahun, maka kami bergerak cepat. Kami sosialisasi kepada para siswa, guru, dan wali murid untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Pihaknya mengungkapkan World Health Organzation (WHO) telah menetapkan hepatitis akut ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena temuan kasusnya terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
Penyakit ini, kata dia, secara umum bisa menular lewat makanan dan menginfeksi saluran pencernaan. Pada umumnya gejala yang terjadi seperti demam ringan, mual, muntah, diare, warna urine seperti air teh, feses berwarna kuning pucat dan kulit berwarna kekuning-kuningan.
"Apabila menemui gejala seperti itu, segera bawa ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan penanganan supaya penularannya pun dapat segera dikendalikan," kata dia.
Ia juga menambahkan, hepatitis sebelumnya dikenal ada 5 jenis yakni A,B,C,D,E. Untuk jenis A dan B anak-anak sudah mendapatkan imunisasi dasar. Hingga kemudian, muncul hepatitis akut yang penyebabnya pun belum diketahui secara pasti termasuk obatnya.
Ia juga meminta kepada pihak sekolah, peserta didik, terutama orang tua wali murid supaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai pencegahan penyebaran penyakit ini.
"Penyakit hepatitis ini menginfeksi saluran pencernaan dan penularan lewat makanan, maka perlu ditekankan kepada anak-anak supaya selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, menggunakan alat makan yang higienis, sebisa mungkin tidak jajan sembarangan di luar atau di tempat yang tidak terjamin kebersihannya dan untuk sementara waktu hindari berenang di kolam umum.
Juru bicara Kementerian Kesehatan dokter Siti Nadia Tarmizi mengatakan kasus diduga hepatitis akut misterius di Indonesia saat ini ada 18 orang. Dari jumlah itu, sembilan di antaranya dalam kategori pending klasifikasi, tujuh tidak masuk kriteria karena bukan hepatitis akut dan dua masih dalam pemeriksaan.
Jumlah kasus dugaan Hepatitis akut misterius di Indonesia bertambah dibandingkan data pada Senin (9/5), yang tercatat 15 kasus.