Sampang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, membantu pemulangan pekerja migran Indonesia yang meninggal dunia di tempat kerjanya di Malaysia karena penyakit komplikasi yang dideritanya.
"Pekerja migran yang meninggal dunia itu bernama Satroyo asal Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tenaga Kerja pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-Naker) Sampang Agus Sumarso ketika dihubungi, Senin.
Agus menjelaskan Satroyo meninggal dunia di Rumah Sakit Serdang Selangor, Malaysia, pada 8 Mei 2022 sekitar pukul 14.50 waktu setempat.
Almarhum tercatat dalam daftar kematian warga negara Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Agus, pihaknya mengetahui kabar kematian pekerja migran asal Kabupaten Sampang itu berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Pemkab selanjutnya menindaklanjuti kabar itu dan berkoordinasi dengan keluarga almarhum di Desa Ketapang Timur, Kecamatan Ketapang, Sampang.
"Kami juga meminta BP2MI memfasilitasi pemulangan almarhum dari Malaysia," katanya.
Agus menjelaskan pemulangan jenazah Satroyo menggunakan jalur udara dari Bandara Kuala Lumpur menuju Jakarta. Kemudian, menggunakan mobil ambulans menuju Sampang.
"Pekerja migran asal Sampang yang bernama Satroyo ini merupakan pekerja migran ke-132 yang meninggal dunia di tempat kerjanya di luar negeri dalam dua tahun terakhir ini," kata Agus menjelaskan.
Ia menuturkan selama tahun 2021 tercatat sebanyak 35 pekerja migran asal Kabupaten Sampang meninggal dunia di luar negeri.
Jumlah pekerja migran asal Sampang yang meninggal di perantauan pada 2021 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya (2020) yang tercatat sebanyak 93 orang.
Sementara pada Januari hingga 14 Mei 2022, total jumlah pekerja migran yang meninggal dunia sebanyak empat orang sehingga jumlah total pekerja migran yang meninggal dunia dalam kurun waktu 2020 hingga 14 Mei 2022 sebanyak 132 orang.
Para pekerja migran yang meninggal dunia itu beragam. Ada yang berangkat melalui jalur resmi, namun banyak di antara mereka yang berangkat melalui jalur ilegal.
"Tapi, semuanya tetap kita bantu dan kita fasilitasi pemulangannya," katanya.