Surabaya (ANTARA) - Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhammad Said Sutomo mengimbau kejuaraan pacuan kuda ditunda selama wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak pada sejumlah daerah Jawa Timur belum tertangani.
Menurutnya, penyakit menular terhadap hewan ternak berkaki empat itu juga rentan terjadi pada kuda.
"Mengacu pada surat edaran yang diterbitkan Dinas Peternakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tertanggal 5 Mei lalu, yang diperkuat dengan surat edaran dari Dewan Pengurus Pusat Himpunan Peternak Domba-Kambing, kita harus mewaspadai agar PKM tidak menular kepada manusia," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.
Empat daerah di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto telah dinyatakan terjangkit wabah PKM setelah ditemukan sebanyak 1.285 ekor hewan ternak berkaki empat seperti sapi, kerbau dan kambing yang mengalami gejala klinis demam, keluar lendir berlebihan dari mulut, serta luka pada kaki yang berujung lepasnya kuku.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberi perhatian khusus agar wabah PKM tidak menyebar ke daerah lain. Di antaranya menutup pasar hewan di empat daerah tersebut, serta memberlakukan karantina kandang, selain mengupayakan vaksin yang segera dibuat di Pusat Veteriner Farma Surabaya.
Said Sutomo yang duduk sebagai anggota Komisi Kerja Sama dan Kelembagaan BPKN menunjuk pada kalender seri kejuaraan pacuan kuda Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia, yang dalam waktu dekat, 21 - 22 Mei 2022, dijadwalkan berlangsung di Pasuruan, Jawa Timur.
Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa Timur (YLPK Jatim) itu menilai jika kejuaraan pacuan kuda di Pasuruan tetap berlangsung bisa merusak rencana pemerintah terkait penanganan wabah PKM.
"Kami mendesak kepada panitia penyelenggara dan pemerintah untuk membatalkan atau setidaknya menunda kegiatan tersebut sampai wabah penyakit PMK dapat diatasi ancaman penularannya," ujarnya.
Said menegaskan pencegahan penularan penyakit lebih baik daripada pengobatan.
"Demi menjaga jargon Presidensi G20 agar tetap eksis di tengah masyarakat. Apalagi akan menghadapi Hari Raya Idul Adha yang umumnya kita mengonsumsi daging hewan kurban," ucapnya.
Said mengungkapkan kejuaraan pacuan kuda jangan sampai menjadi kontraproduktif dengan program mulia internasional Presidensi G20.
"Kalau kejuaraan pacuan kuda tetap dilaksanakan di tengah wabah PKM bisa jadi preseden buruk bagi pemerintah," tuturnya.