"Pengalihan penyeberangan ini kan hanya sampai tanggal 9 Mei 2022. Tapi jika pelayaran perdana hasilnya bagus, akses utamanya bagus, maka bukan tidak mungkin ini akan berlanjut," kata Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi, Ahmad Thonthowi, saat meninjau persiapan keberangkatan kapal penumpang tujuan Lembar NTB di Pelabuhan Jangkar Situbondo, Sabtu (7/5).
Ia menegaskan bahwa pengalihan penyeberangan kapal feri rute Jangkar-Lembar bersifat sementara, dan hanya untuk mendukung Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, yang sudah mulai padat penumpang pada arus balik Lebaran 2022. Hal tersebut sesuai arahan Menteri Perhubungan untuk memanfaatkan Pelabuhan Jangkar guna untuk mengurangi kepadatan di Pelabuhan Ketapang.
Ahmad Thonthowi menyebutkan, arus balik Lebaran tahun ini ada dua titik utama kepadatan yang menjadi atensi, yaitu penyeberangan antara Lampung-Banten dan Semarang-Jakarta, dan Ketapang juga mengalami kepadatan penumpang.
"Ada laporan kepada Pak Menteri terkait kepadatan penumpang di Pelabuhan Ketapang, kemudian dimanfaatkan Pelabuhan Jangkar ini untuk mengurai kepadatan di Ketapang supaya arus balik lebih lancar," tuturnya.
Ia menambahkan, Pelabuhan Jangkar Situbondo punya potensi untuk dikembangkan, dengan meningkatkan akses dari jalan utama menuju Pelabuhan Jangkar. Karena infrastruktur jalan menuju pelabuhan baru sebagian yang dilakukan pelebaran.
Ahmad Thonthowi menyatakan bahwa kesiapan Pelabuhan Jangkar secara umum sudah layak untuk dikembangkan.
"Oleh karena itu, harus ada komunikasi yang baik mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk pelaksanaan perbaikan akses," tuturnya.
Pada Sabtu (7/5) kemarin, kapal feri KMP Parama Kalyani mulai beroperasi mengangkut penumpang dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Lembar Nusa Tenggara Barat (NTB). (*)
