Surabaya (ANTARA) - Pembangunan Rumah Sakit Universitas Surabaya memasuki tahap topping off yang ditandai dengan penekanan air horn dan peletakan semen cor terakhir sebagai simbol penyelesaian konstruksi pembangunan di Surabaya, Kamis (7/4).
"Progress pembangunan rumah sakit ini berjalan dengan lancar dan cepat," kata Rektor Ubaya Dr. Benny Lianto melalui keterangannya, Jumat.
Menurutnya, perkembangan pembangunan tersebut cepat tidak lepas dari partisipasi dan kerja keras semua pihak yang terlibat.
"Koordinasi tidak mudah. Tantangan tidak mudah. Saya juga berterima kasih kepada warga sekitar, khususnya karena memberikan izin pekerjaan ini sampai malam hari sehingga progress-nya cepat," ungkap Benny.
Benny menyebut proyek fisik RS ini sudah dilaksanakan tahun lalu dari bulan Mei dan diharapkan soft-opening pada bulan Desember 2022 dijalankan.
"Saat ini perkembangan RS Ubaya mencapai 40-45 persen. Secara konstruksi, pengecoran struktur beton sudah sampai tahap terakhir," katanya.
Hal teknis yang akan digarap selanjutnya adalah plumbing, instalasi gas medis, instalasi listrik, dan lain-lain.
Pada saat yang bersamaan juga dilaksanakan koordinasi intensif antara Fakultas Kedokteran Ubaya serta Hermina Group untuk mempersiapkan peralatan kesehatan medis dan umum, serta rekrutmen tenaga ahli.
Rumah sakit tersebut berlokasi di samping lapangan parkir Ubaya Kampus Tenggilis (Jalan Raya Panjang Jiwo Permai), gedung rumah sakit tipe B dengan luas bangunan 28 ribu m2 ini terdiri dari sembilan lantai dengan kapasitas kurang lebih 320 tempat tidur.
"Nantinya, RS Ubaya akan diperlengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran FK Ubaya, seperti ruang diskusi dokter muda, ruang dosen, dan perpustakaan," ujarnya.
RS Ubaya juga akan melakukan uji coba sistem sebelum secara resmi beroperasional. Uji coba ini akan dilakukan sesuai dengan aturan pemerintah.
"Keberadaan RS Ubaya diperuntukkan bagi seluruh kalangan. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran, mereka dapat memperdalam ilmu medis dengan lebih maksimal," ucapnya.
Untuk dosen yang menjadi dokter pun dapat menjalankan tiga kegiatan sekaligus, yaitu mengajar, melakukan penelitian, dan pelayanan.
Bagi masyarakat umum, mereka dapat melakukan perawatan medis dengan pelayanan yang optimal dan profesional.
"Selain dari segi fisik bangunan, persiapan lain adalah pelatihan pada calon tenaga medis. Para calon karyawan dikirim ke mitra rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Hermina sebagai rumah sakit rekanan dari RS Ubaya," katanya.
Adapun pelatihan yang diberikan tidak hanya terkait pendalaman ilmu kesehatan, namun mereka juga mempelajari sistem yang nantinya akan digunakan di RS Ubaya.
Sehingga, layanan tenaga medis yang diberikan dapat mengikuti sistem yang berlaku di seluruh rumah sakit di Indonesia.
"Paling terkait adalah Fakultas Kedokteran, namun tidak menutup fakultas lain akan menjadikan RS ini menjadi laboratorium sehingga kerjasama lintas fakultas lintas disiplin dalam pengembangan pelayanan RS akan tetap dilakukan," kata Benny.
Ia pun berharap bahwa RS akan tetap berproses dan mencapai target penyelesaian dengan baik supaya bisa segera digunakan dan mencapai kebermanfaatan untuk internal Ubaya maupun masyarakat sekitar. (*)