Jakarta (ANTARA) - Menyambut datangnya bulan Ramadan 1443 Hijriah, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak publik berbagi melalui tema "Kan Ramadhan".
"Kan Ramadhan" memiliki makna semua jenis ibadah, termasuk memberikan sedekah pada bulan Ramadan tidak harus memikirkan alasan-alasan tertentu.
"Semua kebaikan dan ibadah yang dilakukan pada periode tersebut, hanya memiliki satu alasan, yakni karena kehadiran bulan Ramadan. Kebiasaan itu pun diharapkan berkelanjutan walaupun Ramadan telah usai," kata Presiden ACT Ibnu Khajar dalam siaran pers pada Minggu.
Menurutnya, Ramadan hendaknya disambut dengan persiapan-persiapan terbaik. "Saat Ramadan berlangsung, kita lakukan ibadah-ibadah terbaik. Termasuk sedekah terbaik. Lalu setelah Ramadan, kita harus memberi yang terbaik atas berkah dari bulan Ramadan yang kita dapatkan," kata Ibnu.
Meski kehadiran bulan Ramadan tahun ini masih berbarengan dengan pandemi COVID-19, Ibnu berharap hal ini tidak mengurangi kekhusyukan umat dalam beribadah. Ibnu berharap, dengan kondisi saat ini justru bisa menyemangati umat Islam beribadah.
Ibnu mencontohkan, melalui sedekah di saat pandemi, masyarakat bisa lebih menguatkan mereka yang membutuhkan, misalnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Selama periode Ramadan, ACT telah menyiapkan sejumlah program lengkap yang sesuai kebutuhan umat, dengan aktivitas implementasi yang masif, serta didukung tim relawan yang besar dengan jangkauan yang luas, mulai dari bantuan pangan, bantuan untuk guru dan dai di tepian negeri, pembangunan masjid di pelosok daerah, distribusi mushaf Al-Qur’an, dan zakat fitrah.
Tak hanya di Indonesia, beragam aksi kebaikan selama masa Ramadan juga akan menyapa penduduk di negara terdampak konflik kemanusiaan dan krisis sumber daya. Di antaranya yaitu warga di negara Palestina, Suriah, Yaman, Rohingya, serta warga prasejahtera di negara-negara di benua Afrika.
Sementara itu, Ustaz Bobby Herwibowo yang juga merupakan Dewan Syariah ACT dalam peluncuran teman "Kan Ramadhan" di Masjid Al-Chairu, Pamulang, Tangerang Selatan pada Jumat (4/3) mengatakan, meski pahala di bulan Ramadan amat menggiurkan, namun bukan keputusan yang tepat menunggu bulan Ramadan untuk melakukan ibadah terbaik. Sebab, tidak semua orang akan memiliki cukup umur untuk menjumpai Ramadan 1443 Hijriah.
"Bisa saja besok kita meninggal dunia. Sehingga apa yang kita rencanakan tidak tersampaikan karena memang Allah SWT telah mentakdirkan umur kita tidak sampai ke Ramadan tahun ini. Jadi mulailah beribadah, termasuk bersedekah dari sekarang. Pada bulan Syaban ini, merupakan momen diangkatnya amal perbuatan kita oleh malaikat pencatat amal untuk dilaporkan kepada Allah," kata Ustaz Boby.
Ustaz Boby mengibaratkan bulan Ramadan adalah musim panen, sedangkan bulan Syaban adalah masa tanam. Ia mengimbau untuk masyarakat agar mulai membiasakan dan meningkatkan ibadahnya sejak bulan Syaban. Sehingga nantinya ketika Ramadan tiba, masyarakat dapat terbiasa dengan tingginya intensitas ibadah saat Ramadan, dan mampu memperoleh pahala ibadah sebaik-baiknya. (*)