Surabaya (ANTARA) - Puluhan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dinyatakan lolos pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
"Puluhan mahasiswa lolos pada dua kategori kegiatan, yakni sebanyak 29 mahasiswa dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat, sementara 37 mahasiswa lolos program Kampus Mengajar," kata Direktur Akademik, Kemahasiswaan (Akamawa) dan Perpustakaan Unusa, Umdatus Soleha, S.ST., M.Kes., di Surabaya, Rabu.
Mahasiswa yang lolos akan menjalani magang bersertifikat di perusahaan yang sudah dipilih. Dari kegiatan itu, mahasiswa bisa menimba ilmu dan pengalaman bekerja di dunia usaha dunia industri (DUDI).
"Jadi mahasiswa bisa semakin siap jika sudah lulus dengan pengalaman bekerja magang di perusahaan yang sudah dipilih," katanya.
Mahasiswa yang lolos sebelumnya melalui tahap seleksi, setelah lolos seleksi ada beberapa perusahaan yang juga melakukan tes tersendiri. Mahasiswa yang lolos dalam program ini berasal dari berbagai program studi.
Dijelaskan Umdatus, nantinya mahasiswa yang lolos program ini akan memperoleh nilai magang bersertifikat yang akan dikonversikan kedalam mata kuliah yang mereka tempuh.
"Sehingga mahasiswa bisa menyelesaikan studinya dengan baik meskipun ikut program ini," ujarnya.
Dia berharap mahasiswa bisa memperoleh ilmu langsung dari para ahli di DUDI, sehingga mahasiswa akan memiliki pengalaman bekerja setelah lulus.
Sementara untuk program Kampus Mengajar, mahasiswa yang lolos akan terjun langsung untuk mengajar ke sekolah yang sudah menjadi tujuan.
"Di tengah pandemi saat ini, pemilihan lokasi sekolah disesuaikan dengan domisili mahasiswa yang berhasil lolos. Jadi mahasiswa ini bisa mengajar di seluruh Indonesia karena memang lokasinya disesuaikan tempat tinggal mahasiswa," katanya.
Mahasiswa yang lolos dalam program Kampus Mengajar terdiri dari prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) sebanyak delapan orang, S1 Kesehatan Masyarakat sebanyak sembilan orang, S1 Manajemen dua orang, S1 PG PAUD sebanyak dua orang, dan S1 PGSD sebanyak 16 orang.
Lolosnya mahasiswa yang bukan dari pendidikan guru, kata Umdatus, memberi penilaian, adalah hal itu cukup bagus, sehingga mahasiswa bisa mengembangkan soft skill dalam hal mengajar anak sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP).
"Mereka akan mendapatkan ilmu baru dalam proses pembekalan sebelum mereka turun di lapangan," ucapnya.
Ke-37 mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar akan menjalani pembekalan sebelum turun untuk mengajar di sekolah yang dituju.
"Melalui pembekalan mereka bisa mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di kampus ke sekolah yang akan mereka tuju nantinya," katanya.
Nantinya, puluhan mahasiswa Unusa akan mendapat pengalaman belajar di luar perguruan tinggi selama lebih dari 16 pekan hingga 24 pekan. (*)