Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mulai memfasilitasi pemasaran hasil produk kerajinan masyarakat di bidang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah itu melalui penyediaan toko swalayan yang diberi nama Warung Milik Rakyat (Wamiramart).
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam di Pamekasan, Minggu (9/1), menjelaskan langkah itu dilakukan untuk membantu pemasaran hasil para pelaku UMKM yang tersebar di 178 desa dan 11 kelurahan di kabupaten itu.
"Sementara ini, jumlah Wamiramart yang ada di Pamekasan baru sembilan pada 2021 dan pada tahun 2022 ini akan kami tambah lagi, sehingga keberadaan warung milik rakyat ini tersebar di semua wilayah di Pamekasan," katanya.
Wamiramart yang digagas Pemkab Pamekasan mengusung konsep toko swalayan yang isinya menjual semua produk hasil kerajinan masyarakat Pamekasan, seperti makanan, minuman dan beragam hasil kerajinan lainnya.
Pemkab Pamekasan, sambung bupati, membantu menyediakan tempat, sedangkan pengelolaannya oleh kelompok pelaku usaha mikro.
Wamiramart ini, menurut Baddrut, juga sebagai tindak lanjut dari program wirausaha baru (WUB) yang dicanangkan Pemkab Pamekasan.
Program ini merupakan program prioritas, yakni menciptakan sebanyak 10 ribu pengusaha baru dalam kurun waktu lima tahun, dan hingga akhir 2021 jumlah warga Pamekasan yang telah mengikuti program pelatihan ini sebanyak 2.500 orang lebih, tersebar di 13 kecamatan.
"Hasil dari kerajinan peserta WUB yang telah mengikuti pelatihan ini juga kami jual di Wamiramart yang sementara ini baru terbentuk di sembilan titik di Pamekasan ini," katanya.
Dengan demikian, menurut dia, semua barang yang dijual di Wamiramart ini merupakan produk hasil kerajinan masyarakat Pamekasan.
Semua hasil kerajinan warga, seperti songkok batik, sepatu batik dan tas sekolah batik, dengan harga yang bersaing dijual di semua Wamiramart yang tersebar di di Jalan Jokotole, di Kecamatan Waru, Pakong, Palengaan, Proppo, Larangan, Tlanakan, serta di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan.
Sementara itu, dosen ekonomi pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam (IAI) Al-Khairat Pamekasan Matnin, M.EI mengatakan pola pemasaran dan pengelolaan manajemen bisnis yang dilakukan Pemkab Pamekasan itu sangat efektif untuk menghidupkan ekonomi lokal di wilayah itu.
Sebab, katanya, dengan cara seperti itu maka uang akan berputar di Pamekasan dan secara otomatis akan menghidupkan perekonomian masyarakat lokal, khususnya para pelaku usaha mikro.
Apalagi, sambung Matnin, keberdaan Wamiramart akan diperluas lagi hingga tersebat di 13 kecamatan yang ada di Kabupaten Pamekasan.
"Hemat saya, apa yang dilakukan Pemkab Pamekasan ini merupakan upaya untuk menumbuhkan cinta produk lokal secara sistemik, disamping menumbuhkembangkan sistem usaha terintegratif antara kelompok perajin, pelaku usaha dan lembaga keuangan," katanya.
Hanya saja, kata mantan Ketua Bidang (Kabid) Komunikasi Umat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pamekasan ini, yang perlu diperhatikan lebih serius oleh Pemkab Pamekasan ke depan adalah pada pembinaan manajemen usaha, pemasaran dan promosi, di samping terus berupaya meningkatkan produk hasil kerajinan para pelaku usaha.
"Pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan itu penting. Jangan sampai Wamiramart ini dibentuk, lalu ditinggal begitu saja, tanpa ada pembinaan lebih lanjut," kata Matnin, yang juga Dekan Fakultas Syariah di IAI Al-Khairat Pamekasan itu.