Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) berkolaborasi cegah informasi hoaks melalui acara Konten Terpercaya dan Komunikasi Media Era Digital di Mapolda setempat, Senin.
"Hari ini kami bangga karena hadir di tengah-tengah orang yang mampu menguasai dunia karena ada istilah bahwa siapa yang menguasai informasi dia yang akan menguasai dunia," kata Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo.
Pada kesempatan itu Wakapolda mengajak AMSI Jatim untuk bersama-sama mencegah hoaks yang saat ini semakin masif.
"Kalau saya berdiri sebagai Wakapolda, saya titip masalah keamanan, saya yakin tidak sulit. Saya yakin yang ada di sini ketika bergandengan bisa mengadang hoaks yang marak di dunia digital," katanya.
Acara Konten Terpercaya dan Komunikasi Media Era Digital, kata Brigjen Slamet, terselenggara atas kerja sama AMSI, Dinas Komunikasi dan Informatika serta Bidang Polda Jawa Timur untuk menjalin silaturahmi dan menyamakan persepsi dalam pengelolaan media siber atau media online.
"Kita ketahui bersama bahwa perkembangan teknologi informasi saat ini telah sampai pada pengembangan industri konten digital media siber atau media online di Indonesia juga mengalami pertumbuhan begitu pesat. Sehingga saat ini kita semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya," kata dia.
Di sisi lain banyak juga informasi ataupun berita yang sifatnya hoaks. Dia pun meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang menyesatkan.
"Polda Jawa Timur sangat mendukung acara stakeholder meeting hari ini, semoga acara ini dapat mencerahkan kita di dalam pengelolaan berita serta kita secara bersama-sama bisa memerangi itu," katanya.
Ketua AMSI Jatim Arif Rahman menjelaskan organisasinya dari keprihatinan maraknya hoaks, disinformasi maupun miss informasi di era penetrasi internet yang mencapai 78 persen.
"Pada tahun 2021 ini di bulan Juni tentu bagai pisau bermata dua, di satu sisi kecepatan akses informasi di masyarakat itu bisa memberdayakan masyarakat, meningkatkan IPM, meningkatkan kemampuan dalam mencerna berbagai persoalan," katanya.
Namun di sisi lain, perkembangan internet memecah-belah masyarakat. Karena banyak juga yang membenturkan masyarakat, aparat baik polisi, TNI dan pemerintah. Untuk itu AMSI lahir ada keinginan bahwa ruang publik ini harus bersih dari sampah sampah digital.
Menurut Arif, persoalan digital merupakan persoalan kompleks yang tidak mungkin hanya terselesaikan oleh satu pihak saja pemerintah sendiri, tidak bisa kepolisian sendiri, itu juga sangat berat.
"Karena itu pentingnya pada hari ini ada stakeholder meeting, kita ingin semua berkolaborasi mulai hari ini berkolaborasi. Kolaborasi itu butuh intimasi butuh butuh komitmen jangka panjang jadi kolaborasi tidak akan tercipta kalau kemudian kita berhenti," ujarnya. (*)