Banyuwangi (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak bupati/wali kota se-Jatim menanam mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Teluk Pangpang, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jumat.
Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Elestianto Dardak serta bupati/wali kota dan instansi terkait lainnya menanam ribuan mangrove bersama-sama sebagai upaya mengantisipasi perubahan iklim dan lingkungan.
"Kegiatan menanam mangrove ini merupakan gerakan restorasi kawasan hutan bakau yang sedang kami giatkan di Jawa Timur untuk mengantisipasi perubahan iklim dan lingkungan," kata Khofifah di Banyuwangi.
Kegiatan menanam mangrove dipusatkan di KEE Teluk Pangpang yang merupakan kawasan wisata konservasi mangrove dan cemara. Kawasan tersebut memiliki nilai ekosistem penting yang menunjang kelangsungan kehidupan dan telah ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi di Jatim.
Luasan KEE Teluk Pangpang mencapai 1.663,71 hektare yang terletak di dua kecamatan, yakni Muncar dan Tegaldlimo. Di dalamnya terdapat keanekaragaman hayati berupa 12 jenis pohon mangrove, 43 jenis burung, dan 18 jenis bivalvia yang sebagian besar merupakan burung migran.
Pantai Cemara sendiri dikenal dengan ekowisata hutan bakau. Disebut Pantai Cemara karena di pesisir pantainya banyak ditumbuhi pohon cemara udang yang lebat. Hutan bakau tersebut bisa dilewati pengunjung dengan meniti jembatan bambu hingga menuju Teluk Pangpang.
"Semoga lewat Nandur Mangrove ini, KEE Teluk Pangpang bisa meningkatkan penyerapan karbon dalam upaya menurunkan pemanasan global. Selain itu, kegiatan ini juga dalam rangka mendukung pengembangan Geopark Ijen yang saat ini sedang berjuang untuk menjadi bagian dari jaringan geopark dunia (Unesco Global Geopark Network)," kata Gubernur Khofifah.
Ekosistem mangrove, lanjut dia, memiliki keterkaitan erat terhadap perubahan iklim. Keberadaan mangrove yang sehat di kawasan pesisir dapat meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir terhadap perubahan iklim dan meminimalisir dampak bencana alam, seperti tsunami, badai dan gelombang.
"Kami terus lakukan percepatan sambil melakukan pemetaan di daerah strategis lain yang bisa dikembangkan bagaimana restorasi mangrove ini bisa berseiring dengan upaya pembangunan ekosistem dan habitat laut. Sehingga bisa memberikan ketahanan bagi seluruh ekosistem laut," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan penanaman mangrove itu akan memberikan banyak manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Mulai manfaat ekologi hingga dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jatim dr. Jumadi menambahkan, kegiatan "Nandur Mangrove" di Banyuwangi ini dilakukan di lahan seluas 101 hektare dengan total mangrove yang ditanam sebanyak 293.280 batang.
"Penanaman kami lakukan di tiga kecamatan, yakni Muncar, Tegaldlimo, dan Pesanggaran. Di Muncar seluas 25 hektare, dan sisanya 75 hektare tersebar di Tegaldlimo dan Pesanggaran," katanya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasinya kepada Pemprov Jatim yang terus mendukung pembangunan di Banyuwangi. Dengan keterlibatan pemprov, katanya, akan menambah luasan hutan bakau di Banyuwangi.
"Ini adalah kampanye, bentuk ajakan kepada warga untuk menjadi bagian dalam menjaga iklim serta mempeluas ruang terbuka hijau di Banyuwangi. Dan ini sangat menunjang Teluk Pangpang yang mulai dikenal sebagai destinasi wisata alternatif di Banyuwangi," tuturnya. (*)
Khofifah ajak bupati dan wali kota se-Jatim "nandur mangrove" di Banyuwangi
Jumat, 29 Oktober 2021 20:56 WIB