Kediri (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak perajin tenun ikat di kota ini untuk selalu mengembangkan produknya dan mengikuti trend fashion terkini, sehingga pembeli pun akan memesan ulang kembali.
Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Feronica di Kediri, Rabu, mengemukakan di lokasi tenun ikat Kediri sudah dijadikan sebagai kawasan wisata kampung tenun ikat sehingga pengembangan kawasan tersebut juga dibutuhkan sinergi yang baik antara penrajin, pokdarwis, pemerintah dan pemangku kebijakan lainnya.
"Kami mengajak berpikir bersama-sama bagaimana cara kampung tenun ikat ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. Sehingga para wisatawan yang sedang berwisata ke Jawa Timur mereka bisa tahu dan ingin mampir ke Kediri untuk belanja Tenun Ikat Bandar Kidul. Kampung tenun ikat ini pun juga menarik dan memiliki nilai histori," katanya.
Lebih lanjut, istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini juga berharap agar tenun ikat tidak punah. Harga tenun ikat asal Kota Kediri ini terjangkau, apalagi produk yang dijual tidak hanya berupa kain melainkan sudah beragam variasinya seperti tas, dompet, sepatu, topi dan lainnya.
"Yang penting dalam pembuatan produk harus mengikuti zaman, sehingga nilai produknya lebih meningkat. Semoga tenun ikat yang ada di Kota Kediri ini mereknya terus bermunculan dan menjadikan kawasan wisata Tenun Ikat Bandar Kidul lebih terkenal," kata dia berharap.
Pemkot Kediri menggelar pelatihan membuat tas tenun ikat dan peserta pelatihan juga akan diajarkan cara pembuatan produk lain dari tenun ikat ini.
Kegiatan itu diikuti sekitar 20 orang yang terdiri dari 10 pemilik tenun ikat dan 10 penjahit tenun ikat di Wilayah Bandar Kidul, Kota Kediri.
Dalam pelatihan ini, peserta akan memperoleh wawasan tata cara membuat tas, dompet dan cinderamata tenun ikat. Tidak hanya sekedar materi yang diberikan, namun mereka juga akan mempraktekan secara langsung cara-cara pembuatannya. Narasumber pelatihan pun juga seorang yang kompeten di bidangnya, yaitu seorang pengusaha tas dan dompet di Mojokerto.
Muhammad Azharul Ma'arif dari Tenun Ikat Sempurna Dua, salah seorang peserta pelatihan menuturkan setelah mengikuti pelatihan ini produk-produknya akan dibuat lebih beragam. "Ke depan rencananya aksesoris dari tenun ikat juga lebih diperbanyak macamnya."
Ia juga menambahkan, dalam pelatihan tersebut juga diajarkan menjahit dan itu membantu sekali. Jika para perajin tenun ikat ini bisa menjahit sendiri, ke depan dapat lebih mudah membuat produk.
"Minimal dari kain yang sudah kita hasilkan, bisa dibuat bermacam-macam produk," kata Azharul.
Selain dihadiri Ketua Dekranasda Kota Kediri, kegiatan ini juga dihadiri Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tenun Ikat Bandar Kidul Heri Tri Santoso, Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Wihujeng Ayu Rengganis, perajin dan penjahit Tenun Ikat Bandar Kidul.