Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau santri menjadi bagian dari penguatan sekaligus motor penggerak roda perekonomian bangsa dan dunia.
"Jiwa kewirausahaan itu harus ditanamkan dan dipraktikkan. Itulah makna membangkitkan wirausaha di kalangan santri, pesantren, dan sosio-pesantren," ujarnya di sela Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2021 di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jumat.
Sesuai tema "Santri Siaga Jiwa dan Raga", kata dia, santri harus selalu siaga menyerahkan jiwa raga membela Tanah Air, mempertahankan persatuan Indonesia dan ikut membantu mewujudkan perdamaian dunia.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyampaikan bahwa membela Tanah Air bisa diwujudkan dengan menguatkan kemandirian ekonomi pribadi para santri maupun alumni yang memiliki jiwa kewirausahaan.
"Karena itu, Hari Santri ini jadikan sebagai awal membangkitkan jiwa kewirausahaan bagi santri, pesantren, maupun sosio-pesantren," ucap Khofifah.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menjelaskan bahwa fenomena yang terjadi saat ini di skala internasional adalah daya saing ekonomi.
Setiap negara, lanjut Khofifah, melakukan lompatan besar untuk menguatkan sektor ekonomi dan yang memiliki pondasi kuat di bidang itu, ditambah berbasis kualitas sumber daya manusia atau tidak semata sumber daya alam maka hampir dipastikan akan menguasai sektor lainnya.
Kepada para santri, Gubernur juga berpesan bahwa saat ini yang dihadapi sebagai musuh adalah kemiskinan sehingga harus bersama-sama berjuang memerdekakannya.
"Dulu perangnya melawan datangnya agresi militer Belanda II, tapi kini harus menjadikan kemiskinan sebagai masa lalu dan menatap kesejahteraan sebagai masa depan. Itulah semangat santri siaga jiwa dan raga," kata mantan menteri sosial tersebut.
Sementara itu, pelaksanaan upacara digelar secara langsung maupun virtual yang diikuti ratusan peserta dari santri perwakilan beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.
Upacara Hari Santri merupakan kali pertama digelar di Grahadi dan pada kesempatan tersebut seluruh petugasnya adalah para santri, kemudian peserta maupun undangan diwajibkan memakai sarung serta berpeci.
Turut hadir Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, para pejabat Forkopimda Jatim, kepala OPD lingkungan pemprov, sejumlah kiai dari PWNU, PW Muhammadiyah dan LDII Jawa Timur, serta beberapa tokoh agama lainnya. (*)