Pengamat kemaritiman sekaligus Direktur Namarin Institute, sebuah lembaga riset yang memiliki komitmen memajukan industri maritim Indonesia, Siswanto Rusdi menyebut efisiensi sektor logistik akan mempercepat pemulihan ekonomi.
Sebab, kata Siswanto, dalam siaran persnya di Surabaya, Sabtu menegaskan, sektor logistik menjadi salah satu kunci bagi percepatan pemulihan ekonomi Indonesia akibat pendemi COVID-19.
"Masih tingginya biaya logistik yang tidak diikuti dengan kepastian dan ketepatan pengiriman barang menjadikan biaya ekonomi menjadi sangat tinggi. Dampaknya barang-barang di berbagai wilayah Indonesia mengalami disparitas harga yang cukup tinggi," katanya.
Oleh karena itu, logistik adalah bagian penting percepatan pemulihan ekonomi disaat penyebaran virus COVID-19 mulai menurun.
"Pemerintah dan pelaku usaha harus bekerja keras untuk memastikan logistik kita makin efisien dan memberikan kepastian,” jelas
Siswanto mengatakan, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, aktivitas pengiriman barang-barang produksi ke berbagai daerah juga terus meningkat.
Hal tersebut terlihat dari kenaikan volume pengiriman barang di berbagai pelabuhan domestik yang dikelola oleh PT Pelindo Grup.
"Dari Belawan, Jakarta, Surabaya dan Makassar, volume pengiriman peti kemas di Pelabuhan milik Pelindo Grup untuk jalur domestik menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dibandingkan tahun 2020. Kondisi ini harusnya juga didukung dengan ketersediaan layanan pelayaran dan logistik yang lebih baik, sehingga bisnis makin efisien," ujarnya.
Pada semester I 2021, Pelindo mencatat arus peti kemas domestik mencapai sebanyak 1,97 juta Teus, meningkat double digit dibanding tahun 2020.
Lebih jauh Siswanto mengungkapkan, sektor industri yang tumbuh secara positif juga mendorong bisnis pengiriman barang melalui pelabuhan terus meningkat.
Kenaikan harga sejumlah komoditas turut berperan dalam membangkitkan perekonomian di berbagai wilayah di luar Jawa.
Sebelumnya kementerian Perindustrian melaporkan bahwa pada sektor industri manufaktur tumbuh 1,35 persen di semester I tahun ini. Dari pertumbuhan tersebut, industri alat angkutan tumbuh sebesar 45,7 persen, industri logam dasar 18,03 persen serta industri mesin dan perlengkapan 16,35 persen.
“Pertumbuhan sektor industri ini sangat positif bagi perekonomian, karena bisa mendukung perluasan usaha dan ketersediaan lapangan kerja. Ini adalah momentum penting bagi sektor pelayaran untuk membuat terobosan agar lalu lintas barang yang tinggi ini menjadi semakin efisien dan tepat waktu hingga ke tujuan," kata Siswanto.
Untuk mendukung pemulihan ekonomi, khususnya di sektor logistik sejumlah perusahaan pelayaran juga terus berinovasi, contohnya PT PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) yang berinisiatif untuk merilis layanan baru yaitu SPIL PRIME.
Konsumen yang menggunakan layanan ini, akan mendapatkan banyak keuntungan. Seperti kepastian mendapat space kapal, kedatangan truk tepat waktu, jaminan kontainer siap pakai serta mendapatkan prioritas layanan di depo.
"Kompetisi yang makin ketat di industri pelayaran menuntut inovasi dan keberanian untuk menawarkan layanan pengiriman barang yang menberikan solusi bagi pebisnis. Perusahaan pelayaran juga harus mengoptimalkan teknologi agar efisiensi semakin besar," kata Siswanto.(*)