Kediri (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia menilai peran zakat cukup krusial bahkan bisa menjaga ketahanan ekonomi meski potensinya belum tergarap secara optimal.
"Kami yakin dengan peningkatan peran zakat, infak di perekonomian juga bisa menjaga ketahanan agar ekonomi tetap berjalan, dan pada waktunya bisa terakselerasi dengan instrumen lainnya misalnya wakaf," kata Sofwan Kurnia dalam seminar jaring pengaman sosial di Kediri, Rabu.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap implementasi zakat dapat ditingkatkan pada 2021. Riset gabungan Baznas dengan berbagai lembaga menyebutkan potensi zakat 2020 mencapai Rp327,6 triliun. Namun realisasinya baru mencapai Rp71,4 triliun atau sekitar 21,7 persen.
Potensi terbesar tahun 2020 adalah zakat perusahaan Rp144,5 triliun, kemudian zakat penghasilan dan jasa Rp139,07 triliun, zakat uang Rp58,76 triliun, zakat pertanian Rp19,79 triliun, dan zakat peternakan Rp9,52 triliun.
Dari seluruh potensi tersebut, riset gabungan Baznas dengan berbagai lembaga menyebutkan tercatat sekitar Rp61,25 triliun penghimpunan ZIS yang tidak melalui Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) resmi pada 2020. Adapun secara nasional pada 2019 penghimpunan ZIS yang melalui OPZ resmi baru mencapai Rp10,2 triliun
Sofwan Kurnia juga menambahkan pandemi COVID-19 telah berlangsung sekitar 1,5 tahun dan hingga kini masih terjadi. Pemerintah juga berupaya keras untuk membantu masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, ia menyebut bantuan tersebut tentunya ada batasnya. Untuk itu, inisiatif kepala daerah untuk bisa membantu warga terutama kebutuhan pokok sangat diperlukan.
Ia mengapresiasi kebijakan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang membuat jaring pengaman sosial dengan mengembangkan aplikasi dan hal ini memudahkan berbagai pihak yang ingin mendonasikan hartanya untuk zakat, infak, sedekah yang bisa dimanfaatkan oleh warga Kota Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang juga hadir dalam seminar secara virtual tersebut mengatakan pihaknya memang berupaya mencari berbagai macam terobosan untuk membantu masyarakat.
Hingga akhirnya, pemkot setempat melibatkan lembaga sosial di kota ini untuk membantu dengan membuat program Si Jamal sebagai sinergi untuk jaring pengaman sosial.
"Si Jamal ini anggotanya delapan lembaga dan sampai sekarang terus bantu kami. Ini cara kerjanya, pemkot berbagi data dengan lembaga amal agar tepat sasaran dan tidak tumpang tindih. Banyak yang berbagi tapi tumpang tindih dan Si Jamal ini berdasarkan data," kata dia.
Wali Kota juga menambahkan lewat Si Jamal, beragam bantuan juga bisa dilakukan pengecekan. Segala data dibuat transparan sehingga yang memberikan bantuan juga bisa mengeceknya.
Lebih lanjut, Wali Kota juga mengatakan bantuan bukan hanya diberikan kepada mereka yang terkonfirmasi positif COVID-19, melainkan juga warga terdampak pandemi, seperti pemilik UMKM maupun pedagang kaki lima.
"PKL juga terdampak luar biasa. Saat itu, jalan ditutup mobilitas dibatasi. Itu menjadi dampak. Akhirnya kami sepakati belanja ke PKL atau UMKM di Kota Kediri, sehingga alhamdulillah bisa membuat mereka survive walaupun tidak sama seperti sebelum pandemi," kata dia.
Sementara itu, Sekretaris MUI Kota Kediri Nur Ahid yang juga hadir secara virtual menambahkan peran zakat juga penting. Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat, antara lain fakir, miskin, amil, mualaf, riqab atau memerdekakan budak, gharim atau orang yang memikiki utang, fi sabilillah, dan ibnu sabil.
Terkait dengan manajemen pengeluaran zakat, kata dia, juga bisa melalui penghimpunan. Bahkan, dirinya juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Kediri, dengan membentuk Si Jamal sehingga optimalisasi zakat bisa berjalan baik.
"Pendayagunaan dan pengawasan ini penting supaya bisa sampai ke yang memang berhak untuk menerimanya," kata dia.
Ia juga menambahkan dengan zakat pun akan meminimalisir jurang pemisah antara si kaya dan yang miskin. Dengan zakat, yang terbantu selalu mendokan agar rejekinya terus bertambah.
Sebelumnya, BI Kediri menyelenggarakan kegiatan Road to FESyar (Festival Ekonomi Syariah) 2021 sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu wujud nyata dukungan dari BI Kediri dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah eks-Keresidenan Kediri Madiun.
Kegiatan Road to FESyar KPwBI Kediri digelar selama tiga hari pada 7-9 September 2021. Rangkaian acara Road to FESyar KPwBI Kediri diawali dengan kegiatan opening ceremony, webinar, business matching, dan closing ceremony.
Selain itu, juga diselenggarakan lomba-lomba seperti model bisnis pesantren, wirausaha muda serta lomba kesenian daerah islami.
BI Kediri sebut zakat bisa turut menjaga ketahanan ekonomi
Rabu, 8 September 2021 19:37 WIB