Kediri (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri, Jawa Timur, mendukung agar santri juga mampu secara ekonomi dengan memberikan pelatihan agar mereka menjadi santripreneur.
"Kami juga telah melakukan upaya pengembangan ekonomi syariah melalui program kemandirian pesantren, pelatihan fasilitasi produk halal, serta mencetak santripreneur melalui sinergi dan kolaborasi program antara pesantren dengan UMKM unggulan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia di Kediri, Selasa.
Pihaknya menyelenggarakan kegiatan Road to FESyar (Festival Ekonomi Syariah) 2021 sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk mendorong santri menjadi dengan santripreneur, salah satunya dengan melakukan pelatihan kepada santri. Hal ini ke depan bisa dimanfaatkan sebagai bekal untuk memperkuat kemandirian ekonomi pesantren.
"Program-program tersebut terus dikembangkan, baik dari sisi kualitas maupun cakupannya mengingat potensi dan kontribusi pondok pesantren terhadap perekonomian di wilayah kerja KPwBI Kediri sangat besar," kata dia.
Ia mengungkapkan, jumlah pondok pesantren di wilayah kerja KPwBI Kediri berdasarkan data Kementerian Agama tercatat sebanyak 969 pesantren dengan jumlah santri mencapai 198.108 orang.
Menurut dia, jumlah tersebut merupakan potensi yang sangat besar dalam mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, khususnya para santri.
"Santri juga dapat menjadi influencer bagi para agen ekonomi yang dapat memajukan ekonomi dan keuangan syariah di lingkungan sekitarnya," ujar dia.
Salah satu yang pernah mengadakan pelatihan di pesantren adalah tenun ikat dari Kota Kediri.
Siti Rukayah, salah seorang pengusaha tenun ikat warga Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri, pernah digadeng BI Kediri mengadakan pelatihan membuat tenun ikat di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Selain itu, ia juga diminta memberikan pelatihan membuat tenun ikat di Lapas Kelas II/A Kediri.
ia juga tidak keberatan untuk berbagi ilmu. Menurut ia, hal ini adalah sesuatu yang sangat membahagikan hatinya. Bagi siapapun yang ingin belajar membuat tenun ikat ia ajari.
Ia mengatakan saat ini, di dua lokasi itu juga menjadi mitra dari perusahaannya, bersama-sama membuat kerajinan tenun ikat. Saat ini, di Pesantren Al Falah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri ada 10 alat, sedangkan di Lapas Kediri ada lima alat. Semua alat itu juga masih beroperasi.
"Ada 15 di mitra kerja. Dia punya alat dan setor (kain, red.) ke saya. Saya didik, ajari. Anak-anak pesantren setelah lulus bisa berkarya," kata Siti.
BI Kediri menyelenggarakan kegiatan Road to FESyar (Festival Ekonomi Syariah) 2021 sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19.
Kegiatan ini juga menjadi salah satu wujud nyata dukungan dari BI Kediri dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah eks-Keresidenan Kediri Madiun.
Kegiatan Road to FESyar KPwBI Kediri digelar selama tiga hari pada 7-9 September 2021. Rangkaian acara Road to FESyar KPwBI Kediri diawali dengan kegiatan opening ceremony, webinar, business matching, dan closing ceremony.
Selain itu, juga diselenggarakan lomba-lomba seperti model bisnis pesantren, wirausaha muda serta lomba kesenian daerah islami.
BI Kediri dukung santri menjadi santripreneur
Selasa, 7 September 2021 18:32 WIB