Surabaya (ANTARA) - Produk hasil olahan dari finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup (LHK) 2021 dari SDN Kaliasin 1 Surabaya mulai dipasarkan di kampung-kampung binaan Kota Pahlawan, Jatim, maupun secara daring.
Kepala SDN Kaliasin 1 Sastro di Surabaya, Sabtu, mengatakan, setiap anak yang mengikuti program Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021 memiliki satu pendamping. Selama masa pandemi COVID-19, pendampingan itu dilakukan secara hybrid, yakni daring dan luring.
"Kalau pembinaanya secara luring, kami lakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Proyek ini sesuai dengan visi dan misi sekolah kami, yaitu berbudaya lingkungan dan peduli lingkungan," kata Sastro.
Ia menjelaskan, proyek lingkungan itu sudah diimplementasikan di beberapa kampung binaan. Ia menyebut, dikarenakan pandemi COVID-19, produk olahan dari anak-anak itu dijual ke kampung binaan dan secara daring.
"Karena ini pandemi jadi kami tidak bisa menjual secara bebas. Biasanya itu kami jual di koperasi dan kantin sekolah," katanya.
Adapun produk olahan yang dimaksud adalah sabun cuci tangan yang diolah dari minyak jelantah, minuman dari bunga telang, olahan makanan dan minuman dari jahe dan hasil budidaya jeruk kingkit berupa minuman dan salep.
Salah satu finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021 Syaqila menjelaskan, dari limbah minyak jelantah ia mampu merubahnya menjadi dua produk yang bernilai ekonomi yakni produk olahan itu berupa sabun padat dan sabun cair.
"Sabun cair ini fungsinya untuk mencuci tangan. Sementara itu, sabun padat dapat digunakan untuk mencuci serbet atau kain. Idenya dari berbagai sumber dan cara pengolahannya saya lihat di youtube," katanya.
Sementara itu, finalis lainnya yang juga siswa kelas 5 SDN Kaliasin 1 Nevan menyebut, ia mempunyai dua produk hasil olahan jeruk kingkit.
Pertama, minuman kingkit serut timun (Kirutin), ia mengkombinasikan jeruk kingkit dengan serut timun, selasih, nata de coco, sirup melon, dan perasan lemon agar lebih segar. Kedua, salep dari buah jeruk kingkit. Menurutnya, salep buatannya itu dapat mengobati berbagai penyakit kulit.
"Berdasarkan testimoni dari warga-warga kampung binaan, salepnya dapat mengobati masalah panu, kutu air, gatal-gatal, dan jerawat. Salepnya ini merupakan resep dari uyut saya. Semoga produk-produk ini bisa bermanfaat bagi warga," katanya.
Empat finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021 dari SDN Kaliasin 1 Surabaya sebelumnya sempat mendatangi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Jumat (3/9) untuk memamerkan berbagai macam produk olahannya masing-masing.
Wali Kota Eri Cahyadi ingin produk-produk olahan itu dapat diperjual belikan sehingga, hasil budidaya itu tidak berhenti dan akan terus berkelanjutan.
"Setelah budidaya ini produknya harus dijual. Jangan berhenti sampai disini. Ini tugas untuk kalian dan Dinas Pendidikan (Dispendik). Jadi, tanaman apa yang dibudidayakan, khasiatnya apa, itu terus digerakkan," katanya. (*)
