Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengibarkan bendera Merah Putih ukuran "raksasa" di Bukit Klotok, Kota Kediri, dalam rangkaian peringatan HUT Ke-76 Republik Indonesia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan masyarakat Kediri sangat gigih dengan mengibarkan bendera Merah Putih di areal bukit, kendati tanpa kirab.
"Kami sangat mengapresiasi kegigihan masyarakat Kota Kediri yang ingin sekali adanya Kirab Merah Putih ini. Namun, karena masih dalam kondisi pandemi maka Pemkot Kediri tetap mengibarkan bendera Merah Putih di Bukit Klotok tanpa kirab," katanya di Kediri, Senin.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar menyampaikan untuk pengibaran bendera akan dibantu oleh tim Himpunan Kadiri Pecinta Alam (Hikapala).
"Bedanya tahun ini dengan tahun 2019, bendera akan langsung dibawa dari Disbudparpora oleh Hikapala menuju Bukit Klotok tanpa kirab agar tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, para pengibar juga tetap kami imbau mematuhi protokol kesehatan," kata Nur Muhyar.
Bendera Merah Putih berukuran 40x60 meter tersebut dipasang pada Senin (16/8) malam dengan hanya melibatkan 20 personel pengibar. Kegiatan ini dilaksanakan setelah sempat absen di tahun 2020 saat awal pandemi COVID-19.
Kegiatan ini sebenarnya telah menjadi agenda rutin Pemkot Kediri dengan melibatkan para pemuda. Sebelum pandemi, mereka ikut kirab, mulai dari halaman Balai Kota Kediri hingga lokasi area Goa Selomangleng Kediri.
Pada tahun sebelumnya, peserta Kirab Merah Putih mencapai 2.500 orang. Mereka mengikuti kirab mulai depan Balai Kota Kediri hingga lokasi Goa Selomangleng, Kota Kediri tersebut.
Bendera Merah Putih berukuran 40x60 meter ini dikibarkan di ketinggian 530 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga tanggal 22 Agustus 2021. Selama sepekan, masyarakat Kota Kediri dapat melihat bendera Merah Putih bertengger di Bukit Klotok, Kediri tersebut.
Ketua Hikapala Anis Yuniati menyampaikan bahwa sebelum pendakian ke Bukit Klotok, tim mengecek terlebih dahulu fisik para pengibar yang akan berangkat karena pendakian memerlukan waktu kurang lebih dua jam dan dilanjutkan pemasangan bendera.
"Kami cek saturasi oksigen, tekanan darah, suhu tubuh, tidak ada keluhan demam maupun batuk pilek dan kami juga pastikan bahwa tim yang bertugas sudah melakukan vaksin lengkap. Protokol kesehatan seperti masker dan hand sanitizer juga disiapkan," kata Anis.
Ia menambahkan, setelah 20 orang yang telah dicek fisiknya memenuhi syarat, mereka mulai mendaki pada pukul 21.00 WIB atau lebih. Lalu tim pengibar mulai memasang pada Selasa (17/8) pukul 03.00 WIB.
"Kalau tahun 2019, dengan 70 personel kami mulai pasang pukul 03.00 WIB dan sudah selesai pukul 06.00 WIB. Jadi untuk tahun ini dengan 20 personel, mungkin selesainya akan lebih dari pukul 06.00 WIB," ujar Anis.
Selanjutnya, kegiatan diakhiri pada pukul 10.00 WIB dengan personel melakukan penghormatan pada sang pusaka Merah Putih ukuran raksasa setelah terpasang sempurna.