Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan peningkatan pagu kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dinilai sangat penting untuk mendorong sektor UMKM bangkit pandemi COVID-19.
“Saat ini posisi UMKM sedang berusaha bangkit dari dampak pandemi selama 1,5 tahun terakhir. PT Bank BRI Tbk saat ini menjadi bank yang terbesar dalam meningkatkan pagu kredit, ini sangat membantu persoalan yang dihadapi para UMKM secara nasional,” kata Ikhsan Ingratubun, di Jakarta, Selasa.
Menurut Ihsan, setidaknya sekitar 30-50 persen pelaku UMKM mulai bangkit yang berjuang dalam mencari permodalan dan transformasi digital pada situasi pandemi.
“BRI berperan dalam transformasi digital para pelaku UMKM, dengan terus mengoptimalkan literasi digital dan mengembangkan komunitas digital UMKM. Transformasi ke digital, menjadi salah satu solusi bagi pelaku UMKM,” katanya.
Berdasarkan data Akumindo, terdapat sekitar 13 juta pelaku UMKM yang sudah go digital, dengan 5 juta di antaranya bertambah selama pandemi.
“Ini menjadi potensi besar bagi pangsa kredit UMKM BRI. Namun, pendampingan yang telah diberikan Pemerintah dan perbankan diharapkan bisa ditingkatkan lagi di masa pandemi,” katanya.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, untuk mengembangkan UMKM khususnya di segmen mikro, BRI telah merumuskan dua strategi utama, pertama, menumbuhkembangkan nasabah atau debitur UMKM eksisting.
Sunarso menjelaskan, BRI telah melakukan pemberdayaan untuk mengembangkan nasabah eksisting yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, mulai dari literasi digital hingga membantu nasabah menemukan bisnis model baru, termasuk mendigitalisasi pasar tradisional.
"Lebih dari 4.500 pasar tradisional di Indonesia telah menggunakan platform web pasar BRI atau pasar.id," ujarnya,.
Strategi kedua, BRI berusaha menemukan sumber-sumber pertumbuhan kredit yang baru dengan menyasar segmen yang lebih kecil lagi, yakni ultra mikro.
Inovasi digital
Sunarso menambahkan, beragam inovasi digital dihadirkan BRI, termasuk membangun ekosistem digital yang fokusnya mendukung kegiatan-kegiatan produktif di masyarakat melalui cara-cara baru, dan optimalisasi pengembangan BRIBRAIN.
BRI juga mentransformasi proses bisnisnya dengan berbagai aplikasi digital. Bank BUMN ini sudah memiliki BRISPOT, ditambah agen BRILink yang juga memiliki aplikasi-aplikasi digital lain. Terobosan ini diharapkan pula dapat membantu pemulihan ekonomi masyarakat di kalangan bawah.
Bank BRI telah menyalurkan kredit UMKM dengan porsi terbesar, yakni 80,6 persen pada kuartal I 2021. Bank pelat merah ini menargetkan untuk mencapai penyaluran kredit sebesar 85 persen hingga akhir tahun 2021.
“Untuk menggenjot portofolio tersebut, BRI fokus penyaluran kredit seperti melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan juga Kredit Modal Kerja (KMK) yang dijamin oleh lembaga penjaminan kredit,” kata Sunarso.
Kredit segmen mikro menjadi penopang pertumbuhan kredit BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat pandemi Covid-19. Kredit usaha mikro BRI tercatat tumbuh 12,43 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp360,03 triliun pada kuartal I 2021. Hingga akhir tahun 2021, BRI siap menawarkan skema KUR tanpa jaminan yang bisa disalurkan kepada sekitar 57 juta pelaku usaha ultra mikro.
Sementara itu, Kepala UKM Pusat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zakir Machmud mengatakan selain penambahan kredit UMKM, perbankan juga harus menggenjot upaya pendampingan kepada UMKM, serta memberikan akses pasar kepada pelaku usaha.
"Gerakan-gerakan yang mendorong pasar produk UMKM perlu terus digaungkan, seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), Beli Kreatif Lokal, beli produk temen atau tetangga, itu gerakan-gerakan yang mendorong produk UMKM," ujar Zakir.
Ia pun mengapresiasi berbagai sosialisasi mengenai e-commerce dan pemasaran digital yang telah dilakukan oleh perbankan yang harus terus ditingkatkan.
Sosialisasi go digital, misalnya seperti QRIS, perlu dilakukan saat ini. Untuk skala mikro tidak mudah go digital, namun pelan-pelan harus disosialisasikan. Dari bank, festival UMKM sudah ada, tapi perlu diperbanyak karena jumlah UMKM juga banyak," jelas Zakir. (*)