Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, meraih penghargaan Nirwasita Tantra 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena dinilai berhasil mengimplementasikan kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Penghargaan tersebut diserahkan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mujiono di Jakarta, Selasa.
"Alhamdulillah kinerja Banyuwangi terus mencatat prestasi dan diapresiasi baik oleh pemerintah pusat. Penghargaan ini menjadi pelecut semangat kami untuk terus berinovasi dan berkinerja lebih baik lagi ke depan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas dalam keterangan tertulisnya.
Penghargaan Nirwasita Tantra merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada kepala daerah yang berhasil merumuskan dan menerapkan kebijakan pembangunan berkelanjutan, untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi Husnul Chotimah menjelaskan bahwa Banyuwangi meraih peringkat I untuk kategori Kabupaten Besar.
Penghargaan ini diraih berkat komitmen kepala daerah yang tinggi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Salah satunya konsisten mengembangkan pariwisata berbasis alam atau ekowisata.
Pengembangan pariwisata di Banyuwangi tidak dilakukan dengan membangun gedung-gedung bertingkat, melainkan memunculkan destinasi yang bersinergi dengan alam.
"Misalnya, ajang lari pegunungan dan hutan, bersepeda melintasi berbagai pesona alam, juga memberdayakan ekonomi warga untuk ikut dalam pengembangan destinasi," kata Husnul.
Menurut ia, Banyuwangi juga banyak menggelar ajang pariwisata berbasis alam, seperti Festival Geopark Run menyusuri Taman Nasional Alas Purwo dan Ijen Green Run yang melintasi kaki Gunung Ijen.
Festival untuk konservasi lingkungan pun digeber, seperti Festival Toilet Bersih, festival mentari (menjaga mata air), hingga lomba busana dari bahan daur ulang yang melibatkan ribuan pemangku kepentingan.
Banyuwangi pun memiliki Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Wisata Alam Kawah Ijen yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh UNESCO. Selain itu, pemerintah pusat juga telah resmi menobatkan Banyuwangi sebagai Geopark Nasional, dan saat ini tengah disiapkan menjadi bagian jaringan Geopark dunia atau UNESCO Global Geopark (UGG).
Husnul menambahkan, selain alasan tersebut penghargaan ini diraih juga lantaran respons kepala daerah terhadap dampak perubahan iklim yang dinilai sudah baik.
"Misalnya, pengendalian perusakan terumbu karang, pengelolaan persampahan, pengendalian kualitas air, serta penataan ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan," katanya.