Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Balawan, Ijen, Banyuwangi, beroperasi pada Januari 2024 dan kini sudah merampungkan pengeboran sumur produksi yang pertama.
"Kami ingin mendorong percepatan produksi pembangkit energi panas bumi ini, sebab ini yang pertama dan ingin pecah telur," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jatim Drajat Irawan di Surabaya, Kamis.
Drajat yang hadir secara virtual pada acara Sosialisasi Capaian Bauran Energi Baru dan Terbarukan Jatim, dan Sosialisasi Aplikasi DIMAS EBA berharap setelah selesai pengeboran pertama, rencana dilanjutkan dengan beberapa pengeboran lagi.
Namun, penggarapan PLTP saat ini masih terhenti karena kondisi pandemi COVID-19, dan akan dilanjutkan kembali sekitar tahun 2022, dengan pengeboran di sumur produksi lainnya.
Ia menjelaskan dari total pengeboran yang ada, nantinya PLTP total menghasilkan 2x55 MW, dan saat beroperasi maksimal pembangkit ini akan menghasilkan 110 MW. Namun demikian, pada saat awal atau Januari 2024 diharapkan bisa produksi minimal 30 MW.
Sementara itu, Kepala Bidang Energi Dinas ESDM Oni Setiawan mengatakan potensi energi panas bumi di Jatim sebesar 1.012 MW, sedangkan secara umum potensi energi terbarukan di Jawa Timur cukup banyak.
Berdasarkan data Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk energi air sebesar 525 MW, energi angin 7.907 MW, bioenergi 3.420 MW, energi surya 10.335 MW dan energi gelombang 1.200 MW.
Sumber daya energi tersebut, kata dia, merupakan aset daerah yang harus dikelola dengan baik melalui perencanaan yang baik dan tepat.
Sementara itu, kondisi total konsumsi energi listrik Jawa Timur saat ini sebesar 35.838 GWh, pengguna energi listrik terbesar adalah sektor Industri mencapai 44 persen, selanjutnya sektor Rumah Tangga 37 persen, Perdagangan/usaha 13 persen, dan Sosial 6 persen.
Ketersediaan listrik di Jatim saat ini masih diperoleh dari Pasokan PLTU, PLTGU dan PLTA dengan jumlah daya dari pembangkit sebesar 8.839 MW yang tersambung ke jaringan listrik Jawa-Madura-Bali (Jamali) dan Beban Puncak sebesar 5.716 MW.