Magetan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus intensif mempercepat pemulihan ekonomi wilayahnya di masa pandemi seperti sekarang ini guna mewujudkan Jatim Bangkit serta keseimbangan antara penanganan COVID-19 dan peningkatan ekonomi.
"Kita terus berupaya agar sektor ekonomi dan penanganan COVID-19 bisa seimbang, yakni mengutamakan kesehatan dan tetapi tidak mematikan penghidupan," ujar Wagub Jatim Emil Dardak saat memberi materi pada Musyawarah Wilayah (Muswil) V Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di kawasan Telaga Sarangan Magetan, Sabtu.
Menurut ia, dalam memulihkan sektor ekonomi, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya strategi di masa pandemi.
Pemprov Jatim melakukan langkah refocusing dan realokasi APBD 2020 guna menyeimbangkan penanganan COVID-19 dan peningkatan ekonomi. Sesuai data, Pemprov Jatim telah melakukan refocusing dan realokasi APBD 2020 sekitar Rp2,4 trilliun.
"Anggaran tersebut meliputi aspek pemulihan ekonomi dan sosial ekonomi melalui berbagai program, mulai padat karya hingga proyek-proyek yang menyerap tenaga kerja," kata Emil Dardak.
Ia mengatakan pada saat Pemprov Jatim mengendalikan sebaran kasus COVID-19, pihaknya diberi tugas sebagai Gugus Tugas Sosial Ekonomi yang harus sesegera mungkin menyiapkan Jaring Pengamanan Sosial, dengan tujuan memberikan dukungan kepada masyarakat di lapisan bawah yang dikhawatirkan kolaps.
"Allhamdulillah berbagai program dari pemerintah pusat banyak diluncurkan untuk pemulihan ekonomi di daerah mulai dari Bantuan Pangan Non-Tunai dari Rp2,8 juta menjadi Rp3,8 juta keluarga penerima bantuan. Juga bantuan sosial tunai dengan cakupan sekitar Rp1,4 juta dan juga Program Keluarga Harapan (PKH)," terangnya.
Di awal pandemi COVID-19 melanda Jatim, seluruh elemen bertekad untuk melindungi dan menghindarkan dari tutupnya perusahaan. Alasannya, karena sepertiga ekonomi Jatim disumbangkan dari sektor industri melalui pabrik-pabrik di Jatim.
Untuk itu, Pemprov Jatim telah berupaya menjaga melalui Ijin Operasional Mobilitas dan Kegiatan Industri (IOMKI) yang diterbitkan Kementerian Perindustrian RI untuk mendorong pabrik tetap buka dan beroperasi.
"Kami bertekad ketika awal pandemi, jangan sampai pabrik tutup karena akan berdampak pada sepertiga pertumbuhan ekonomi kita akan lumpuh," katanya.
Emil pun menyatakan saat ini Jatim merupakan penyumbang ekonomi terbesar kedua di Indonesia di Pulau Jawa dengan kontribusi 24,62 persen PDB Jawa dan 14,45 persen untuk PDB Indonesia.
"Ibu Gubernur bersama Forkopimda sepakat mewujudkan Jatim Bangkit. Saat ini pemulihan ekonomi terus berjalan on the track sehingga diharapkan ekonomi Jatim dapat terakselerasi di tahun ini," jelasnya.
Patut disyukuri bahwa perekonomian Jatim pada triwulan I tahun 2021 dari sisi lapangan usaha mulai membaik. Indikasi pemulihan ekonomi Jatim dapat dilihat dari tumbuh positif di sektor pertanian, pengadaan air, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan asuransi hingga sektor real estate.
"Melalui upaya-upaya itu, diharapkan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi bisa berjalan seimbang. Salah satunya tetap mengutamakan aspek kesehatan yang kuat," kata Wagub Emil.
Sementara, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jawa Timur memilih kawasan Telaga Sarangan, Magetan, sebagai lokasi Musyawarah Wilayah (Muswil) V tahun 2021 yang berlangsung pada 28-30 Mei.
Dalam Muswil tersebut di antaranya diisi sarasehan nasional dengan tema "Recovery Pembangunan Jawa Timur Pasca Pandemi : Optimisme Perekonomian 2021" dengan semua narasumbernya dari alumni HMI.
Kegiatan tersebut diproyeksikan bisa memberikan sumbangsih yang positif untuk kemajuan Jawa Timur dan Indonesia. (*)