Denpasar (ANTARA) -
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers di Pangkalan TNI AL Denpasar, Bali, mengatakan bahwa tiga bagian dari KRI Nanggala-402, yaitu bow section atau haluan, sail section atau anjungan, dan stern section atau buritan sudah ditemukan, namun belum bisa diangkat ke permukaan.
"Data KRI Rigel diteruskan oleh MV Swift Rescue dari Singapura untuk memastikan di mana posisi yang sebenarnya. Selanjutnya setelah dilaksanakan identifikasi lebih lanjut, maka bagian-bagian dari KRI Nanggala telah ditemukan bow section atau haluan, di mana posisi dari sail section atau anjungan dan di mana posisi dari stern section atau buritan," kata Laksda TNI Iwan Isnurwanto di Lanal Denpasar, Bali, Selasa.
Ia mengatakan dari penemuan ini bisa mengetahui berapa jarak sebenarnya antara bagian-bagian satu dengan lainnya. Jarak antara haluan dengan anjungan ini kurang lebih 107 meter, kemudian antara haluan dengan datum tempat perkiraan kapal selam mengalami kedaruratan kurang lebih 47 meter, dan antara stern dan sail section itu kurang lebih 36 meter.
Ia menjelaskan Operasi Salvage ini bersifat umum dan sama dengan operasi SAR lainnya, sehingga operasi ini terbuka untuk umum.
Menurut ia, siapa pun yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugasnya, seperti bantuan dari negara Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat langsung beraksi.
Setelah berkoordinasi dengan ISMERLO dan melalui pengumuman internasional, siapapun yang terdekat dengan posisi kapal selam mengalami kedaruratan bisa membantu.
Dalam proses evakuasi ini, kapal-kapal China yaitu Tug Nantuo-195, Rescue Yong Xing Dao-863, dan Tan Suo 2 juga ikut membantu dalam proses evakuasi.
"Tan Suo 2 sudah mengangkat bagian liferaft KRI Nanggala dan posisinya sekarang ada di KRI Teluk Banten sudah kami simpan dengan baik sebagai bukti bahwa kapal-kapal dari negara sahabat kita, dari Tiongkok sudah melaksanakan tugasnya. Tapi, belum ada bagian-bagian besar kapal yang diangkat, seperti bow, sail dan stern section," katanya lagi.
Ia mengatakan bahwa Kapal Tan Suo 2 sudah mencoba melakukan pengangkatan sail atau anjungan dan mereka memperkirakan beratnya 18 ton di bawah permukaan laut.
"Hari pertama pengangkatan dipasang sling yang sudah dikaitkan, tapi ternyata putus dan slingnya tidak mampu dengan perkiraan mampu mengangkut 18 ton ternyata putus. Sehingga, mengapa mereka mengalkulasi ulang tidak mungkin kalau beratnya 18 ton, jadi dikatakan mungkin lebih dari 20 ton," katanya.
Hingga saat ini Kapal China Tan Suo 2 masih berusaha untuk memasang sling yang ada dengan penambahan-penambahan sling di sekitar area pengangkatan.
"Mereka memperkirakan anjungan yang tadi masih ada radar mungkin masih tergabung atau terikat dengan badan-badan yang lain, sehingga mengapa beratnya yang seharusnya itu adalah hanya anjungan saja, tapi ternyata di dalamnya bisa lebih dari 18 ton dan bisa jadi terkait dengan yang lainnya," katanya pula.