Surabaya (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT), berkomitmen secara rutin membantu keluarga prajurit kapal selam KRI Nanggala-402 yang mengalami musibah di perairan utara Bali pada Rabu (21/4).
"Kami semua turut berduka dan ACT komitmen membantu keluarga para prajurit patriot bangsa yang gugur dalam tragedi KRI Nanggala-402 beberapa waktu lalu," ujar Ketua Dewan Pembina ACT Ahyudin di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Minggu sore.
Bantuan yang diberikan ACT yakni santunan berupa uang Rp5 juta per keluarga yang diserahkan setiap bulan selama setahun, santunan Rp10 juta, serta beasiswa bagi putra-putri prajurit KRI Nanggala-402 hingga lulus sarjana strata-1 (S-1).
Menurut Ahyudin, santunan tersebut merupakan bentuk kepedulian dari masyarakat dan diharapkan para awak kapal selam yang gugur diterima di sisi Allah SWT.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyerahkan santunan kepada ahli waris berupa uang sebesar Rp10 juta setiap keluarga.
Penyerahan santunan dilakukan secara simbolis oleh perwakilan keluarga prajurit, termasuk istri komandan KRI Nanggala-402, Kolonel Laut (P) Anumerta Heri Oktavian.
"Kami sangat berduka dan kehilangan tak hanya dirasakan keluarga, tapi semua masyarakat Indonesia benar-benar kehilangan," ucap dia.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memberi semangat kepada istri para prajurit untuk tetap menatap ke depan dan tabah menjalani kehidupan selanjutnya.
"Suami-suami ibu-ibu dipilih Allah SWT gugur di Bulan Suci Ramadhan. Insyaallah husnulkhatimah," kata Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut.
KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) saat kapal selam tersebut sedang latihan penembakan torpedo.
KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut dan 53 awaknya dinyatakan gugur.
Di tempat sama juga dilakukan pelepasan bantuan pangan Ramadhan dari ACT untuk pesantren di Jawa Timur, berupa 100 ton beras dan 10 ribu karton air mineral dalam kemasan. (*)