Madiun (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Jawa Timur mencatat luas lahan pembudidayaan tanaman porang atau iles-iles di wilayah setempat terus bertambah seiring dengan kenaikan nilai ekonomis komoditas tersebut.
"Dari segi luasan, tiap tahun lahan penanaman porang terus meningkat," ujar Plt Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Sumanto di Madiun, Kamis.
Banyaknya warga Kabupaten Madiun menanam porang terlihat dari tren kenaikan luas lahan selama lima tahun terakhir. Sesuai data, pada 2016 di Kabupaten Madiun hanya terdapat 1.484 hektare lahan porang. Setahun kemudian bertambah menjadi 1.536 hektare dan pada 2018 mencapai 1.568 hektare.
Baca juga: Pemkab Madiun terus dorong pengembangan budi daya porang
Pada 2019 luas lahan porang mengalami lonjakan drastis menjadi 3.465 hektare. Kemudian, tahun 2020 bertambah menjadi seluas 5.263 hektare.
"Perluasan lahan porang tersebut selain di lahan pribadi, juga bekerja sama dengan Perhutani," kata dia.
Baca juga: Lima kecamatan di Madiun jadi sentra budi daya porang
Mengingat potensi ekonomisnya yang tinggi, Pemkab Madiun telah menjadikan porang sebagai komoditas unggulan daerah setempat untuk diekspor ke Jepang, China, dan sejumlah negara lainnya.
Porang tersebut diekspor dalam bentuk olahan "chips" (irisan tipis) kering, yang harganya sekitar Rp55.000 per kilogram. Selain itu juga dalam bentuk tepung porang yang nilai jualnya bisa mencapai Rp150.000 per kilogram.
Adapun lahan pembudidayaan porang di Kabupaten Madiun, utamanya terdapat di Desa Klangon, Kecamatan Saradan. Lahan di daerah tersebut yang merupakan tepian hutan terus bertambah setiap tahunnya seiring tingginya minat warga untuk menanam porang.
Selain Klangon Kecamatan Saradan, pembudidayaan porang juga terdapat di Kecamatan Gemarang, Kare, Dagangan, dan Wonoasri.