Pengabdian kepada masyarakat merupakan motivasi utama Suripno memantapkan diri untuk bergabung menjadi Kader JKN BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo.
Baginya dengan menjadi Kader JKN dan berbekalkan kemampuannya sebagai Dosen, ia dapat mudah memberikan informasi terkait Program JKN-KIS kepada peserta binaannya terutama tentang hak serta kewajiban Peserta JKN-KIS dan regulasi yang mengatur dalam pelaksanaan program ini.
"Karena sudah terbiasa ngomong (bicara) di depan kelas, sehingga ketika terjun di masyarakat dan menerangkan merupakan hal yang terasa tidak ada beban sama sekali. Ya..... enjoy lah menurut pribadi saya," kata Suripno sembari tersenyum.
Selama 2,5 tahun menjadi Kader JKN, berbagai macam karakter peserta telah Suripno hadapi hingga ia mendapat banyak pengalaman menarik mulai dari dicaci maki hingga diusir. Suripno menyadari hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat belum mengenal Kader JKN, sehingga dianggap Kader JKN bagaikan musuh ketika berkunjung.
"Justru lucu sekali menurut saya dan kita harus sabar menghadapi mereka. Mungkin mereka sedang bermasalah dengan pribadinya atau lingkungan sehingga dilampiaskan kepada Kader. Semacam itu merupakan hal yang biasa bagi kader. Sebagai Kader JKN sudah banyak dibekali pengetahuan serta emosional skill (kecerdasan emosional) oleh pimpinan sehingga kita tangguh di lapangan dalam menghadapi berbagai karakter masyarakat," ujarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu masyarakat semakin mengenal Kader JKN, hingga tak jarang Suripno dihubungi oleh peserta di saat jam istirahat atau tengah malam untuk mengkonsultasikan permasalahan terkait pelayanan yang mereka hadapi di lapangan.
Peserta binaannya sering menghubungi melalui sambungan telepon, namun Suripno tetap membantu dengan senang hati. Ia meyakini pasti peserta yang menghubunginya sedang berada dalam kondisi mendesak, karena jika tidak ada keperluan tidak mungkin menghubungi tengah malam.
“Tinggal kitanya saja yang harus bisa menata hati sebagai kader dan ini kan tugas mulia. Bagi saya seorang Kader JKN adalah pahlawan bangsa tanpa tanda jasa, seperti halnya guru dan dosen. Mereka berjuang memberikan manfaat untuk bangsa dan tidak mengenal waktu," katanya.
Sebagai Kader JKN yang banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat, Suripno mengakui bahwa Program JKN-KIS telah banyak mengalami perubahan yang menarik perhatian publik dan kepercayaan masyarakat. Kedepannya Suripno berharap program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini dapat mencakup seluruh masyarakat dengan iuran kepesertaan yang ringan dan terjangkau.
"Terutama bagi masyarakat kecil atau kelas bawah yang belum memiliki penghasilan tetap, karena di situlah titik rentan masyarakat membutuhkan jaminan Kesehatan," jelasnya.
Untuk masyarakat, Suripno berpesan bahwa Kader JKN juga merupakan mitra BPJS Kesehatan. Dan Kader JKN bertugas membantu peserta dan masyarakat mendapatkan informasi sejelas mungkin terkait hak dan kewajiban menjadi Peserta JKN-KIS agar masyarakat tidak menemui kendala dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan.
"Kader JKN bekerja secara sukarela (gratis) artinya kader tidak akan memungut biaya kepada peserta atau masyarakat dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja Kader JKN akan tetap profesional dalam menjalankan tugasnya dengan tetap menjunjung tinggi etika institusi (BPJS Kesehatan)," tukasnya. (*)
Baginya dengan menjadi Kader JKN dan berbekalkan kemampuannya sebagai Dosen, ia dapat mudah memberikan informasi terkait Program JKN-KIS kepada peserta binaannya terutama tentang hak serta kewajiban Peserta JKN-KIS dan regulasi yang mengatur dalam pelaksanaan program ini.
"Karena sudah terbiasa ngomong (bicara) di depan kelas, sehingga ketika terjun di masyarakat dan menerangkan merupakan hal yang terasa tidak ada beban sama sekali. Ya..... enjoy lah menurut pribadi saya," kata Suripno sembari tersenyum.
Selama 2,5 tahun menjadi Kader JKN, berbagai macam karakter peserta telah Suripno hadapi hingga ia mendapat banyak pengalaman menarik mulai dari dicaci maki hingga diusir. Suripno menyadari hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat belum mengenal Kader JKN, sehingga dianggap Kader JKN bagaikan musuh ketika berkunjung.
"Justru lucu sekali menurut saya dan kita harus sabar menghadapi mereka. Mungkin mereka sedang bermasalah dengan pribadinya atau lingkungan sehingga dilampiaskan kepada Kader. Semacam itu merupakan hal yang biasa bagi kader. Sebagai Kader JKN sudah banyak dibekali pengetahuan serta emosional skill (kecerdasan emosional) oleh pimpinan sehingga kita tangguh di lapangan dalam menghadapi berbagai karakter masyarakat," ujarnya.
Namun, seiring berjalannya waktu masyarakat semakin mengenal Kader JKN, hingga tak jarang Suripno dihubungi oleh peserta di saat jam istirahat atau tengah malam untuk mengkonsultasikan permasalahan terkait pelayanan yang mereka hadapi di lapangan.
Peserta binaannya sering menghubungi melalui sambungan telepon, namun Suripno tetap membantu dengan senang hati. Ia meyakini pasti peserta yang menghubunginya sedang berada dalam kondisi mendesak, karena jika tidak ada keperluan tidak mungkin menghubungi tengah malam.
“Tinggal kitanya saja yang harus bisa menata hati sebagai kader dan ini kan tugas mulia. Bagi saya seorang Kader JKN adalah pahlawan bangsa tanpa tanda jasa, seperti halnya guru dan dosen. Mereka berjuang memberikan manfaat untuk bangsa dan tidak mengenal waktu," katanya.
Sebagai Kader JKN yang banyak berinteraksi langsung dengan masyarakat, Suripno mengakui bahwa Program JKN-KIS telah banyak mengalami perubahan yang menarik perhatian publik dan kepercayaan masyarakat. Kedepannya Suripno berharap program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini dapat mencakup seluruh masyarakat dengan iuran kepesertaan yang ringan dan terjangkau.
"Terutama bagi masyarakat kecil atau kelas bawah yang belum memiliki penghasilan tetap, karena di situlah titik rentan masyarakat membutuhkan jaminan Kesehatan," jelasnya.
Untuk masyarakat, Suripno berpesan bahwa Kader JKN juga merupakan mitra BPJS Kesehatan. Dan Kader JKN bertugas membantu peserta dan masyarakat mendapatkan informasi sejelas mungkin terkait hak dan kewajiban menjadi Peserta JKN-KIS agar masyarakat tidak menemui kendala dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan.
"Kader JKN bekerja secara sukarela (gratis) artinya kader tidak akan memungut biaya kepada peserta atau masyarakat dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja Kader JKN akan tetap profesional dalam menjalankan tugasnya dengan tetap menjunjung tinggi etika institusi (BPJS Kesehatan)," tukasnya. (*)