Nganjuk (ANTARA) - Ikatan Pegawai Bank Indonesia (IPEBI) dan Sub-Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Kediri-Madiun mengirimkan bantuan untuk warga terdampak banjir dan tanah longsor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
"Kami digerakkan hatinya untuk bisa membantu sesama saudara kita di Nganjuk yang terkena musibah. Alhamdulillah amanat dari teman-teman IPEBI, teman-teman BI. Bantuan akan dikirimkan dalam dua tahap," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia di Kediri, Rabu.
Bantuan tersebut diberikan dalam dua tahap. Secara total bantuan senilai kurang lebih Rp95 juta yang diberupakan bahan pokok. Selain beras, ada gula pasir, bubur bayi, kornet, sosis, sarden, minyak goreng, mi instan, air mineral, hingga air minum.
"Paket ada dua tahap total Rp95 juta. Jadi berupa barang, makanan siap saji. Mudah-mudahan bisa meringankan," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi berterimakasih dengan bantuan yang diberikan tersebut. Ia juga menegaskan bantuan itu tetap bermanfaat.
"Kami mengucapkan banyak terimakasih kepeduliannya terhadap bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Nganjuk. Semoga yang diberikan ini bisa sampai ke orang yang membutuhkan dan semoga yang dilakukan ini mendapatkan imbalan, dicatat sebagai amal ibadah," kata dia.
Ia mengatakan musibah di Kabupaten Nganjuk terjadi bersamaan yakni banjir besar di wilayah kota serta tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Wabup menambahkan bantuan itu nantinya akan didistribusikan kepada warga terdampak banjir di wilayah kota. Musibah banjir itu terjadi cukup parah, sehingga warga menjadi korban. Mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena ketinggian air hingga sekitar 1 meter.
"Mungkin nanti akan lebih ke kota, karena yang di atas (lokasi tanah longsor di Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk) banyak sekali. Kami fokus ke kota karena banjir itu. Mungkin mereka butuh untuk kebutuhan dasar, bahan pokok, karena terdampak banjir tiga hari. Itu yang utama," kata dia.
Wabup menambahkan saat ini titik banjir sudah mulai berkurang. Yang masih banyak di area persawahan.
Namun, ia meminta agar warga tetap waspada akan potensi banjir susulan yang dimungkinkan masih terjadi.
Ia mengatakan, banjir itu terjadi karena intensitas hujan yang cukup tinggi. Air dari pegunungan turun dan sungai tidak mampu menampungnya, sehingga meluber hingga merendam perkampungan warga.