Surabaya (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklarifikasi pernyataan produsen kemasan galon sekali pakai yang mengatakan telah mendapat persetujuan dari KLHK.
"Justru KLHK lebih mendukung keberadaan galon guna ulang yang lebih ramah lingkungan," ujar Kepala Subdirektorat Barang dan Kemasan KLHK, Ujang Solihin Sidik, dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Minggu.
Ia juga menyampaikannya pada diskusi media "Tantangan dan Tentangan Sampah Plastik" yang digelar secara virtual oleh Forum Jurnalis Online, Kamis (28/1).
"Setahu saya, KLHK tidak mengeluarkan pernyataan resmi maupun dokumen resmi yang menyatakan mendukung galon sekali pakai. Ini perlu diklarifikasi. Coba tanyakan ke pembuat pernyataan itu apakah ada dokumennya, mana dokumennya, itu saja sih menurut saya," ucap-nya.
Dia juga menegaskan bahwa di Subdirektorat Barang dan Kemasan KLHK yang memang sehari-harinya mengurusi masalah pengelolaan sampah, belum pernah mengeluarkan pernyataan dukungan terhadap kemasan galon sekali pakai.
"Ya ini memang sempat ramai, sampai hari ini juga masih ramai isunya terkait dengan galon sekali pakai ini. Saya ingin klarifikasi dulu, setahu saya yang kebetulan saya sendiri sehari-hari ngurusi soal itu, kemasan makanan, minuman, itulah pekerjaan saya. Justru yang terakhir kami diskusikan waktu itu, pertama keluar pasti akan ramai," ujarnya.
Baca juga: Petisi tolak galon sekali pakai tembus 27 ribu dukungan
Baca juga: BPOM pastikan kandungan BPA pada galon guna ulang aman
Karena, kata dia, kalau dilihat dari Permen KLHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah, justru yang didorong itu adalah soal pembatasan, meredesain kemasan agar kemasan yang tadinya tidak bisa didaur ulang harus bisa didaur ulang.
"Yang tadinya sudah didaur ulang diubah menjadi guna ulang, itu lebih bagus. Karena, justru guna ulang itu posisinya lebih tinggi kan hirarki-nya daripada daur ulang," tutur Uso, sapaan akrabnya.
KLHK justru mendorong produsen melalui Permen Nomor 75 tahun 2019 harus membangun dan mendesain kemasan itu yang paling baik dari sisi lingkungan, dan itu adalah guna ulang.
"Daur ulang betul, tetapi faktanya daur ulang kan bukan persoalan mudah, butuh teknologi, butuh uang, butuh efford yang banyak. Kalau dibandingkan dengan guna ulang, guna ulang itu efford-nya sedikit dibandingkan daur ulang," katanya. (*)