Lamongan (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2024 kepada enam lembaga pendidikan atau sekolah di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lamongan Andhy Kurniawan menuturkan bahwa penghargaan yang diberikan merupakan wujud apresiasi terhadap komitmen sekolah yang sudah konsisten dalam menerapkan gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
"Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan jumlah penghargaan menjadi enam. Tahun lalu Kabupaten Lamongan membawa pulang empat penghargaan. Ini merupakan wujud apresiasi terhadap praktik-praktik peduli lingkungan yang diterapkan di sekolah yang ada di Kabupaten Lamongan," kata Andhy, di Lamongan, Senin.
Ia menyebutkan, enam sekolah yang menerima penghargaan tersebut yakni, SDN Karanggeneng, SMP Negeri 4 Lamongan, SMP Negeri Modo, SMP Negeri Kembangbahu, SMP Negeri 1 Deket, dan SMP Negeri 1 Kedungpring.
Menurut Andhy, terlaksananya PBLHS secara berkelanjutan mampu membawa dampak positif terutama pada peningkatan kualitas lingkungan hidup daerah sekitar.
Selain itu, penerapan Adiwiyata di sekolah merupakan langkah jangka panjang untuk generasi muda, dimana jiwa peduli akan lingkungan kepada siswa-siswi ditanamkan sejak dini.
"Adiwiyata merupakan program yang sangat ideal untuk memberikan edukasi tentang kesadaran peduli lingkungan sejak dini dan akan diterapkan hingga nanti," jelasnya.
Untuk itu, Andhy menekankan agar para sekolah penerima penghargaan terus konsisten dalam menjalankan program peduli lingkungan yang ada di sekolah masing-masing. Karena penghargaan merupakan awal dari implementasi yang maksimal.
Pada sistem penilaian Adiwiyata 2024 sudah dilakukan sejak awal tahun dan terbagi menjadi tiga tahapan, yakni tahap seleksi administrasi, seleksi dokumen, dan verifikasi lapangan.
Semua penilaian harus meliputi enam aspek Perilaku ramah lingkungan Hidup (PRLH).
Dalam kesempatan itu, Kepala Sekolah SMPN 4 Lamongan Hari mengatakan bahwa enam aspek PRLH telah diterapkan di sekolahnya, yakni aspek kebersihan, pengelolaan sampah, pemeliharaan pohon dan tanaman, konversi air (memanfaatkan limbah air wudhu untuk menyiram tanaman), konversi energi, serta inovasi PRLH (pembuatan pupuk kompos dari sampah organik).
“Kita melibatkan siswa, guru dan lainnya dalam pengelolaan sampah dan biopori juga. Kemudian tanaman unggulan kita yakni blimbing wuluh, ada sekitar 50 pohon yang dijadikan manisan dan sayur, lalu kita memanfaatkan tanaman lidah buaya untuk dijadikan makanan. Kami ingin menciptakan sekolah yang bersih dan asri, agar anak-anak ini betah di sekolah sehingga proses belajarnya efektif,” kata Hari.
Dia menambahkan, SMPN 4 Lamongan juga telah menerapkan sekolah imbas atau sekolah yang berada di sekitar sekolah model, yang menjadi sasaran imbasan dari pengembangan sekolah model di SMPN Sukorame dan SMPN 4 Babat.
Implementasi kurikulum merdeka ini menjadi nilai tambah tersendiri, sebab, program merdeka belajar mampu menggerakkan guru lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta memberdayakan peserta didik.
KLHK beri penghargaan kepada enam sekolah di Lamongan
Senin, 7 Oktober 2024 17:04 WIB