Surabaya (ANTARA) - Petisi penolakan terhadap produk air kemasan galon sekali di change.org terus mendapat dukungan publik, dan sampai 22 Januari 2021 sudah tembus 27.000 orang menandatangani petisi tersebut.
Penggagas petisi, Elhan dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat mengatakan di awal kampanye sempat menuai perdebatan, namun secara bertahan langkah-langkah tersebut mulai diterima masyarakat.
"Karena itu, saat sebuah merek air minum dalam kemasan (AMDK) mengeluarkan produk galon sekali pakai yang diklaim sebagai sebuah inovasi untuk menghadirkan air minum yang higienis ke tengah masyarakat, tak sedikit pihak yang menyayangkan. Sebab, langkah ini dipandang sebagai ketidak pedulian industri terhadap permasalahan yang saat ini dihadapi Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, tak hanya LSM dan aktivis pegiat lingkungan yang keras bersuara, Elhan yang merupakan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 6 Bekasi, juga terus beropini melalui platform Change.org.
"Ketika ada perusahaan yang membuat galon sekali pakai, ini merugikan dan justru tidak menghargai upaya pengurangan sampah," ujar Elhan. Karena itu, ia menggagas petisi yang ditujukan kepada market leader produk galon sekali pakai tersebut.
Sementara itu, keberanian Elhan melawan industri tersebut, selain mendapat dukungan dari banyak pihak sekaligus menempatkan remaja ini menjadi sasaran.
Baca juga: Greenpeace: Klaim ramah lingkungan galon sekali pakai hanya "gimmick"
Baca juga: Serukan "tolak galon sekali pakai", dua siswa SMA aksi buat petisi
Ia mengakui, tak sedikit mendapat tudingan negatif dari pengguna media sosial. Meski demikian, Elhan mengaku tak gentar sebab upaya tolak plastik sekali pakai adalah kampanye yang telah lebih dulu ada dan harus senantiasa digaungkan.
"Dalam menggagas gerakan ini kami berbicara atas nama alam dan lingkungan, agar ke depannya lingkungan yang kita tempati dapat lebih bersih dan bebas dari sampah plastik yang tersebar dimana-mana," tutur Elhan.
Jika berkaca pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), apa yang dikhawatirkan Elhan dan Helvia tentu saja tak berlebihan. KLHK memprediksi, timbunan sampah di Indonesia mencapai 67,8 juta ton. Jumlah tersebut kemungkinan masih terus bertambah.
"Jumlah timbunan sampah yang sangat besar, kira-kira 67,8 juta ton pada tahun 2020. Kelihatannya akan terus bertambah seiring pertumbuhan jumlah penduduk dan dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan,” ujar Menteri KLHK Siti Nurbaya, media 2020.
Terbukti pada 1 Januari 2021 publik digegerkan dengan temuan dalam aksi bersih-bersih di kawasan Pantai Kuta.
Sekitar 30 ton sampah diangkut dari kawasan Pantai Kuta dalam kegiatan yang melibatkan personel TNI dan Polri, anggota Pramuka, masyarakat sekitar Badung dan aparat instansi pemerintah.