Jakarta (ANTARA) - Pemerintah perlu untuk melakukan pengawasan stok dan distribusi daging sapi menyusul ancaman mogok jualan para pedagang daging sapi di Jabodetabek akibat kenaikan harga yang signifikan atas komoditas tersebut, kata Anggota Komisi IV DPR Hermanto.
"Pemerintah, lakukan berbagai upaya untuk mengatasi lonjakan harga daging tersebut. Sementara Pemerintah bekerja, pedagang diimbau tetap berjualan agar tidak terjadi kelangkaan daging di pasar yang membuat situasi bertambah runyam," kata Hermanto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, fenomena kenaikan harga biasanya disebabkan kurangnya stok komoditas yang dikirim ke pasar.
Untuk itu, ia berpendapat bahwa pemerintah harus mencari tahu penyebabnya apakah karena ada sumbatan pada rantai distribusi ataukah karena kondisi stoknya yang memang kurang.
Kalau ada sumbatan dalam distribusi seperti karena ada indikasi penimbunan, lanjut Hermanto, maka perlu ditindak tegas pelakunya.
"Kalau ternyata stoknya memang kurang, tambah stok daging dari sumber dalam negeri. Cegah para pihak yang memanfaatkan kenaikan harga ini dengan memasukkan daging impor," katanya.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan pihaknya akan membuka ruang dialog dengan asosiasi pedagang guna menurunkan harga daging sapi setelah lonjakan harga komoditas pangan tersebut dalam beberapa hari terakhir.
“Saya berharap mereka bisa kita ajak konsultasi, kita ajak bicara. Nanti kita cari bagaimana jalan keluarnya. KSP sangat terbuka untuk menerima mereka,” kata Meoldoko, di Gedung Bina Graha, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/1).
Tawaran tersebut disampaikan Moeldoko merespons keinginan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) untuk berdiskusi dengan pihak Istana mengenai solusi untuk menurunkan harga daging sapi.
Moeldoko mengatakan pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan harga komoditas pangan Jika salah satu komoditas pangan, harga daging sapi, masih mahal, kata dia, perlu langkah-langkah cepat untuk mengendalikan harga agar tidak membebani masyarakat.
Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengimbau pedagang daging di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tidak mogok berjualan akibat melambungnya harga daging sapi di pasaran sehingga pedagang daging sepi pembeli.
Imbauan tersebut tertera dalam Surat Edaran (SE) DPP IKAPPI Nomor 91/SE/IKAPPI/I/2021 yang dikeluarkan pada 19 Januari 2021 ditandatangani oleh Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri.
"Kami meminta para pedagang daging se-Jabodetabek agar pedagang daging tidak mogok berjualan sebagai bentuk aksi tanda protes, tetapi (cukup) mengurangi volume penjualan," tulis Abdullah dalam surat edaran tersebut. (*)
Pemerintah perlu awasi stok dan distribusi daging sapi
Kamis, 21 Januari 2021 10:02 WIB