Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Tidak ada satu orang pun yang ingin sakit, namun melakukan antisipasi dengan memiliki asuransi kesehatan menjadi salah satu solusi terbaik untuk mendapatkan pelayanan kesehatan saat sakit.
Selain aktivitas menjadi terhambat karena sakit, biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang tidak murah pun menjadi salah satu alasannya karena biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan saat ini tergolong tinggi bagi masyarakat yang memiliki perekonomian menengah ke bawah.
Kehadiran Progam Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan di tengah masyarakat disambut baik oleh salah satu peserta iuran bukan penerima upah atau PBPU mandiri, Syamsul Arifin (51), warga Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Saya bangga menjadi peserta JKN-KIS karena selain kesehatan saya telah dijamin, saya juga telah berkontribusi membantu menyehatkan peserta lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan melalui iuran rutin yang saya bayarkan," ucap Syamsul yang sehari-hari menjadi petani jagung.
Ia pun mengapresiasi prinsip gotong royong yang dianut oleh program JKN-KIS yakni prinsip saling tolong menolong, sehingga peserta yang sehatlah yang memberikan kontribusi kepada peserta lain yang sedang sakit.
"Iuran peserta yang sehat akan menolong peserta lain yang sakit dan membutuhkan biaya pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Prinsip gotong royong dari program JKN-KIS ini telah menolong banyak orang," katanya.
Syamsul mengimbau kepada masyarakat yang belum memiliki Kartu BPJS Kesehatan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS karena sakit yang dialami seseorang tidak bisa diprediksi dan bisa datang tiba-tiba.
"Menjadi peserta JKN-KIS bukan semata-mata kita harus menggunakannya, alangkah baiknya jika kita tidak menggunakannya karena sehat itu merupakan karunia Allah SWT yang tidak ternilai," ujarnya.
Sayangnya, belum banyak peserta JKN-KIS yang berpemikiran sama dengan Syamsul Arifin yang sadar asuransi karena sebagian besar calon peserta mendaftar JKN-KIS karena dalam waktu dekat akan berobat dan membutuhkan biaya dalam pengobatan tersebut.
"Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, mari mendaftar untuk menjamin kesehatan diri sendiri dan keluarga. Sekali lagi jangan pernah berpikir rugi menjadi peserta JKN-KIS ketika tidak sakit, justru kita bisa menolong sesama manusia dengan rutin bayar iuran," katanya.
Prinsip gotong royong, Syamsul rajin bayar iuran JKN-KIS meski tak pernah sakit
Sabtu, 12 Desember 2020 12:10 WIB
Menjadi peserta JKN-KIS bukan semata-mata kita harus menggunakannya