Jember (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan bahwa pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia menjadi contoh banyak negara lain di dunia.
"BPJS Kesehatan mendapatkan penghargaan dari International Social Security Association (ISSA) yang berpusat di Swiss sebagai pelaksana JKN terbaik se-Asia Pasifik 2022," katanya dalam taklimat media yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad.
Ali Ghufron Mukti memberikan orasi wisuda mengenai pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di hadapan wisudawan di Kampus Universitas Jember (Unej), Sabtu (9/9), yang sudah menjadi tradisi menghadirkan pembicara tamu dalam kampus setempat.
Menurutnya penghargaan itu menjadi bukti BPJS Kesehatan sudah bertransformasi menjadi pelaksana jaminan kesehatan nasional yang unggul, bahkan menjadi contoh bagi banyak negara lain di dunia.
Pria yang juga guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan BPJS Kesehatan berusaha memberikan akses layanan kesehatan tanpa kesulitan keuangan bagi seluruh warga negara.
Awalnya memang banyak kendala dalam mewujudkan target tersebut, namun dengan berbagai kebijakan dan program yang dijalankan sejak 2021, setapak demi setapak layanan BPJS Kesehatan kini telah meliputi 27 provinsi serta 383 kota dan kabupaten dengan 3 ribu lebih fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang terlibat.
"BPJS Kesehatan kini tidak punya hutang ke fasilitas kesehatan, justru saat ini makin banyak fasilitas kesehatan yang antre ingin bekerja sama dengan kami. Bahkan menjadi succes story hingga dibahas di Oxford University dan Harvard University," katanya.
Ia mengatakan jika negara sekelas Jerman harus menunggu 127 tahun untuk mewujudkan jaminan kesehatan secara nasional, Korea Selatan butuh 12 tahun maka alhamdulillah Indonesia hanya butuh 10 tahun saja karena pihaknya mematok target bahwa 98 persen warga Indonesia sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan pada tahun 2024.
Dirut BPJS Kesehatan juga mengajak sivitas akademika Unej menjadikan BPJS Kesehatan sebagai tempat meneliti karena walaupun core business ada di kesehatan, namun dengan jumah peserta mencapai 262.865.343 orang, maka lingkup urusan BPJS Kesehatan sangatlah besar meliputi banyak bidang.
Sementara Rektor Unej Iwan Taruna mengatakan sebagai institusi pendidikan tinggi yang menjalankan tugas pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, maka pihaknya sangat berkepentingan dengan BPJS Kesehatan karena memiliki fasilitas kesehatan yang melayani publik internal sekaligus eksternal.
"Apalagi dalam waktu dekat Unej akan membangun Rumah Sakit Pendidikan, sehingga kerja sama dengan BPJS menjadi keharusan selain bakal menjadi wahana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," katanya.
Apalagi dengan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang memudahkan mobilitas mahasiswa dan dosen mencari tambahan ketrampilan dan pengalaman di dunia kerja, demikian Iwan Taruna.
Dirut BPJS: Pelaksanaan JKN Indonesia jadi contoh banyak negara
Minggu, 10 September 2023 16:26 WIB