Sidoarjo (ANTARA) - Cek-cok mulut antara warga dengan salah satu petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) mewarnai pelaksanaan pemungutan suara di TPS 015 Bulusidokare Sidoarjo, Jawa Timur.
Peristiwa itu terjadi karena diduga ada oknum KPPS yang mengarahkan warga untuk memilih salah satu pasangan calon pada pemilihan kepala daerah di kabupaten setempat.
"Saya emosi ada kecurangan dalam Pilkada di Sidoarjo, ada oknum KPPS mengarahkan untuk coblos nomor 2 kepada calon pemilih yang akan mencoblos," kata Tanto seorang warga yang protes pada petugas KPPS tersebut, Rabu.
Dengan nada emosi dan nyaris adu pukul, Tanto berkata dengan suara keras kepada petugas di dalam TPS atas dugaan kecurangan yang dilakukan petugas KPPS.
Ia meminta keadilan kepada petugas bawaslu dan pihak keamanan untuk turun aktif menjaga agar tidak ada pengarahan untuk memilih ke salah satu calon.
Ia mengatakan alasan oknum petugas KPPS yang menyarankan warga menggunakan sarung tangan dua itu menurutnya mengada-ada.
"Yang benar ada ibu-ibu saat akan mencoblos diarahkan untuk pilih nomor dua oleh oknum petugas KPPS," ucap-nya.
Sementara itu, menurut Candra petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) yang bertugas di TPS 015 Kelurahan Bulusidokare mengatakan peristiwa itu diawali adanya sarung tangan plastik yang digunakan warga untuk mencoblos.
"Ada petugas KPPS bilang ke warga untuk menggunakan sarung tangan dua. Itu yang saya tau. Tidak ada mengarahkan untuk mencoblos nomor dua," katanya.
Peristiwa antara warga yang akan mencoblos dengan petugas KPPS, berlangsung cepat dan berhasil di dinginkan suasana setelah petugas kepolisian datang ke lokasi dan mengamankan suasana.
Pada pemilihan kepala daerah di Sidoarjo terdapat tiga pasangan calon yang bertarung masing-masing Bambang Haryo Sukartono-Taufiqulbar, Ahmad Muhdlor Ali-Subandi dan pasangan Kelana Aprilianto-Dwi Astutik.