Surabaya (ANTARA) - Lembaga riset Indo Survey & Strategy menyebut pasangan calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota, Eri Cahyadi-Armudji sangat berpeluang menang di Pilkada Surabaya 2020.
"Sangat besar peluangnya dan jika tak ada 'tsunami' politik dalam pekan ini, hampir dipastikan Eri-Armudji akan meneruskan pemerintahan di Surabaya," ujar peneliti asal Indo Survey & Strategy, Karyono Wibowo, di sela konferensi pers virtual, Kamis.
Berdasarkan hasil survei, tingkat elektabilitas pasangan Eri Cahyadi-Armudji sebesar 47,95 persen, sedangkan pasangan pesaingnya Machfud Arifin-Mujiaman mendapatkan 27,73 persen, atau selisih 20,22 persen.
Data lainnya, untuk pemilih loyal pasangan Eri-Armudji sebesar 33,41 persen dan Machfud Arifin-Mujiaman hanya 17,76 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 5-12 November 2020 dengan responden yang digunakan sebanyak 440 orang.
Penelitian dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 4,77 persen.
Dengan demikian, sejumlah lembaga survei yang telah memaparkan hasil riset-nya mayoritas menempatkan pasangan Eri-Armudji sebagai tertinggi di tingkat elektabilitas.
Beberapa survei yang hasil riset-nya memenangkan Eri-Armudji yakni Surabaya Survey Center (SSC), Cyrus Network, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Populi Center, dan Pusat Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (PusdeHAM).
Sedangkan, lembaga survei yang mengunggulkan Machfud-Mujiaman yaitu Poltracking Indonesia dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Pilkada Surabaya yang digelar 9 Desember 2020 diikuti dua pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, yaitu Eri Cahyadi-Armudji nomor urut 1 dan Machfud Arifin-Mujiaman nomor urut 2.
Pasangan nomor urut 1 diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI, serta enam partai politik nonparlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan, pasangan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai politik, yaitu PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, dan Partai NasDem serta didukung partai nonparlemen Partai Perindo. (*)