Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Malang mematok target untuk mengembalikan ke posisi "runner up" pada perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2022.
Wakil Ketua Umum KONI Kota Malang Husni Ali di Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan pada perhelatan Porprov 2019, Kota Malang terpuruk berada di posisi keempat di bawah Kediri dan Kabupaten Malang. Oleh karena itu, Porprov 2022, Kota Malang harus bisa mengembalikan posisi yang seharusnya, yakni "runner up" di bawah juara umum Kota Surabaya.
"Pada Porprov 2019, kami memang salah dalam menerapkan strategi, sehingga disalip oleh Kediri dan Kabupaten Malang, bahkan perolehan medali kami jauh dari ekspektasi, yakni hanya 42 keping emas, padahal untuk menduduki posisi kedua paling tidak harus mengantongi 67 sampai 70 keping medali emas," kata eks Kepala Dinas Kominfo Kota Malang itu.
Ia mengatakan untuk mewujudkan target mengembalikan posoisi "runner up" tersebut, ada sejumlah cabang olahraga unggulan dan menjadi andalan Kota Malang, khususnya cabang olahraga perorangan, di antaranya wushu, gulat, renang, angkat besi, balap sepeda, dan atletik.
Untuk cabang-cabang olahraga unggulan tersebut, kata Husni, akan terus dipantau perkembangannya dan terus didukung secara maksimal. Namun demikian, akan tetap dievaluasi. Sedangkan cabang olahraga beregu (kelompok) juga terus dipantau, karena tidak menutup kemungkinan juga mampu menunjukkan perkembangan signifikan, sehingga menjadi cabang olahraga unggulan untuk meraih medali emas.
"Kami akan terus memantau dan mengevaluasi setiap cabang olahraga yang diproyeksikan meraih medali pada Porprov mendatang secara terukur, termasuk pola latihan yang diterapkan pelatih masing-masing cabang olahraga," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Husni, untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan atlet agar bisa meraih medali yang diproyeksikan, KONI akan melakukan sertifikasi terhadap pelatih, sebab selama ini sertifikasi pelatihnya masih belum sesuai standar dan konvensional.
"Bila perlu para pelatih yang menangani Porprov ini kita kirim ke Surabaya, bahkan Jakarta. Selain itu, juga memperbaiki sarana dan prasarana yang ada agar lebih memadai demi posisi 'runner up'. Kalau untuk menjadi juara umum sangat berat, karena Kota Surabaya sangat sulit untuk dikalahkan," pungkasnya. (*)