Surabaya (ANTARA) - Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, meresmikan gedung kuliah bersama yang dinamakan Graha Widya Mwat Yasa di Surabaya, Rabu.
"Gedung kuliah bersama berisi 38 ruangan yang bisa melayani 19.000 mahasiswa dalam seminggu," kata Rektor UPN Jatim, Prof Akhmad Fauzi usai peresmian Gedung Kuliah Bersama, Pameran Virtual Teknologi Tepat Guna Dan Dialog Bela Negara di lantai enam Graha Widya Mwat Yasa.
Menurur Akhmad Fauzi fasilitas ini sesuai dengan kapasitas mahasiswa UPN saat ini yang telah menambah kapasitas penerimaan mahasiswa baru hingga 1.000 orang
"Gedung ini akan digunakan untuk mata kuliah umum, sementara di prodi bisa dimanfaatkan untuk laboratorium," ujarnya.
Selain peresmian gedung, UPN Jatim juga menggelar pameran virtual teknologi tepat guna. UPN Jatim telah berhasil memfasilitasi 450 teknologi tepat guna melalui Technopark.
"Kami mendidik mahasiswa menjadi calon start up dan juga tenan yng nantinya memiliki perusahaan sendiri," katanya.
Hingga saat ini, UPN Jatim memiliki 57 tenan yang merupakan alumni dan mahasiswa dengan ide bisnis mereka. Bahkan sebagian tenan sudah mulai mengekspor produksinya.
"Ini membanggakan bagi UPN jatim untuk mendorong entrepeneur muda. Kami berharap para alumni tidak hanya mencari pekerjaan tapi bisa menghasilkan pekerjaan," ujar dia.
Ditambahkan Akhmad Fauzi, tahun ini pihaknya juga melakukan implementasikan merdeka belajar "Kampus Mederka" melalui berbagai program yang dicanangkan, salah satunya melalui Program Permadi.
Pada program tersebut mahasiswa bisa mengambil perkuliahan lebih dari satu prodi, misalnya seperti prodi ilmu komunikasi bisa ambil prodi komputer atau DKV.
"Bisa ambil prodi-prodi yang lain juga. Kita kasih kesempatan 20 SKS dalam satu semester agar mereka bisa mengambil matkul di lintas prodi lain," katanya
Dalam program ini diikuti sebanyak 450 mahasiswa yang tersebar di 21 prodi dan tujuan yang terdapat 54 mata kuliah yang diambil. Kemudian, program Permata Sakti yang diikuti 182 peserta tahun ini.
"Kalau program ini lintas perguruan tinggi, ada yang kuliah di UI, ITB, Merauke, Gorontalo, UNHAS Makassar. Tidak saja kuliah di UPN (Veteran Jatim) tapi bisa kuliah di PTN lain maksimal 20 SKS," jabarnya.
Terkait program ini, pihaknya juga bekerja sama dengan 200 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia. Sedangkan kerja sama luar negeri sebanyak 50 perguruan tinggi dan perusahan.
"Jadi mereka (mahasiswa) semester IV mendaftar dulu nanti akan ada dosen pendamping sampai mereka pulang. Jadi, semester I sampai III ada fokus mengikuti perkuliahan di prodinya, semester IV sampai VII mereka ambil program kredit sks, semester VIII sudah kembali untuk tugas akhirnya," tuturnya.
Lebih lanjut, untuk magang perusahaan sebanyak 150 mahasiswa mengikuti selama satu semester dan diakui kreditnya.
"Selama satu semester mereka bisa magang atau membangun desa, nanti kita akui sebagai kredit lapangan. Misalnya di masyarakat ada program produksi, maka akan kita apply di prodi serupa. Ada tim yang akan menghitung SKS," kata dia. (*)