Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Jawa Timur menggelar pameran produk yang dihasilkan SMA double track secara virtual melalui kegiatan "Virtual Expo SMA Double Track", Selasa.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat membuka Virtual Expo SMA Double Track mengatakan digelarnya pameran secara daring adalah salah satu upaya untuk tetap menampilkan produk dari anak-anak SMA double track meski dalam masa pandemi COVID-19.
"Para siswa SMA double track setelah mendapat pelatihan harus terus mengasah skill yang sesuai dengan permintaan pasar. Usia SMA dapat mengamati tren pasar yang dinamis melalui keinginantahuan mereka," katanya.
Khofifah meminta usai pameran para siswa bisa membentuk kelompok jejaring, satu SMA dengan SMA lain untuk kemudahan dalam pemenuhan barang yang dibutuhkan pasar. Jika sudah ada jejaring maka akan ada keberlangsungan pemenuhan barang bisa tetap terjaga.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengungkapkan ada sebanyak 157 karya dari SMA double track yang mencakup tujuh keterampilan, yaitu tata busana, tata boga, multimedia, kecantikan, listrik, teknik elektronik, dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR).
"Expo SMA double track ini merupakan agenda tahunan namun karena sedang pandemi maka pameran tersebut digelar secara virtual," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Wahid menuturkan sebanyak 60 persen lulusan SMA tak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi karena berbagai faktor, salah satunya biaya.
"Program SMA double track sejak 2018 sudah membekali lulusan SMA keterampilan kerja agar tak menambah daftar panjang angka pengangguran," katanya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jatim itu menambahkan di wilayah ada tujuh kompetensi telah diajarkan di SMA double track.
Sementara saat inj sudah ada 157 SMA negeri di 28 Kabupaten yang mengikuti program double track, 54 lembaga swasta. Sehingga total 211 lembaga double track di Jatim.
"Siswa yang ikut program ini banyak yang telah menjadi startup. Dan pameran virtual kali ini sebagai sosialisasi kepada dunia industri bahwa siswa SMA juga memiliki keterampilan kerja," ujarnya.
Sementara itu siswa SMAN 1 Kalitidu, Bojonegoro Christia Natalia Anggraeni merupakan salah satu siswa yang sukses dengan program double track di sekolahnya.
"Karena saya ikut double track dan saya belajar di pengusaha tahu makanya saya mengolah tahu menjadi produk tahu Oey dipasarkan daring dan luring dengan omzet mencapai Rp5 juta per bulan," kata dia. (*)