Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko mengatakan, ada tiga syarat generasi milenial Indonesia bisa menjadi pemenang meski di tengah situasi serba sulit sebagai dampak badai pandemi COVID-19.
"Kaum muda Tanah Air memiliki peluang besar untuk mengantarkan negeri ini menjadi pemenang dalam kompetisi global pada era Industri 4.0. Akan tetapi ada tiga syarat," kata Budiman dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Senin.
Aktivis 98 tersebut mengatakan, syarat pertama adalah berimajinasi, yakni untuk bisa mengejar dan memahami zaman harus mampu melampaui imajinasi," sebab kekuatan imajinasi membuat manusia lebih unggul dari mesin dan kecerdasan buatan.
"Mesin bisa akurat, tepat dan cerdas. Tapi untuk sementara saya belum melihat mesin bisa berimajinasi," ungkapnya pada forum mahasiswa Indonesia.
Kedua, generasi milenial perlu secara aktif mentransfer imajinasinya dalam ilmu pengetahuan, termasuk ke dalam algoritma dan aplikasi digital.
Poin utama yang diharapkan Budiman bukan sebatas pada upaya kaum kreatif menemukan solusi atas problem masyarakat pada era kekinian, namun juga mengimajinasikan solusi atas persoalan-persoalan yang potensial muncul di masa depan.
"Ketiga, ayo berkolaborasi. Buat jejaring sosial, gotong royong, dan solidaritas. Lakukan ketiganya (berimajinasi, berpengetahuan, berkolaborasi), maka Anda akan jadi pemenang,” tutur Budiman.
Menurut Budiman, kiprah anak muda Indonesia dalam memanfaatkan peluang Industri 4.0 membutuhkan ekosistem yang memadai. Itu sebabnya, dia mengusulkan dikembangkannya Silicon Village, yakni semacam pusat pengembangan teknologi dan inovasi digital di Amerika Serikat, namun berbasis komunitas desa yang berjumlah 74.954 di seluruh Indonesia.
Di dalam konsep Silicon Village ini, terjadi kolaborasi secara profesional antara pemuda-pemudi lulusan kampus terbaik dalam maupun luar negeri, korporasi, sektor finansial, dan BUMDes. Konektivitas ini, kata Budiman, sangat dimungkinkan bekerja seiring kemunculan talenta-talenta brilian kaum muda dan bergulirnya Dana Desa.
"Saya berharap, minimal 10 persen saja BUMDes bisa berinvestasi dalam bidang teknologi," katanya, mendambakan.
Ia merinci, komunitas Inovator 4.0 Indonesia yang dia pimpin sekurang-kurangnya telah mengumpulkan 300 orang inovator, spesialis dan ilmuan yang tersebar di seluruh dunia.
Ratusan inovator ini terus dipacu untuk bersinergi dengan para penggerak inovasi teknologi di tingkat desa dalam wadah Koperasi Satelit Desa Indonesia.
“Supaya ini menjadi ekosistem inovasi,” tegas Budiman. (*)