Jakarta (ANTARA) - Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan konstruksi jalan tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar Seksi 1 - 3 di Jawa Timur selesai akhir tahun 2020.
"Kehadiran Jalan Tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar yang merupakan bagian dari jalan tol Non Trans Jawa, menjadi akses pendukung dalam menghubungkan lalu lintas kendaraan antarwilayah di daerah Krian, Kabupaten Sidoarjo, dengan Manyar, Kabupaten Gresik, dan wilayah di Jawa Timur sekitarnya," ujar Kepala BPJT Danang Parikesit dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Kepala BPJT itu mengatakan bahwa progres konstruksi jalan Tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar di Provinsi Jawa Timur sepanjang 38,40 km telah mencapai 75,39 persen. Untuk Seksi 1-3 saat ini konstruksinya telah mencapai 99,83 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2020.
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar terbagi menjadi empat seksi, yaitu Seksi 1 ruas Krian – Kademean Mengganti sepanjang 9,77 km dengan progres mencapai 99,47 persen. Sedangkan Seksi 2 ruas Kademean Mengganti – Boboh sepanjang 8,83 km, progresnya mencapai 99,99 persen.
Selanjutnya, untuk Seksi 3 ruas Boboh – Bunder sepanjang 10,40 km, progresnya telah mencapai 99,92 persen, dan untuk Seksi 4 ruas Bunder – Manyar yaitu (9,40 km) menyusul untuk segera dilakukan konstruksinya.
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar memberikan manfaat penting dalam mengurai titik kemacetan di jalan tol Surabaya – Gempol. Selain itu, juga memberikan dukungan lain dalam akses mobilitas kendaraan logistik pada sekitar kawasan Pelabuhan di Jawa Timur.
Terhubungnya Jalan Tol Kehadiran jalan Krian – Legundi – Bunder – Manyar yang dikelola oleh PT Waskita Bumi Wira selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), juga dapat menjadi penghubung ke daerah wisata di wilayah Jawa Timur, sehingga dapat memberikan kemudahan akses kendaraan bagi para wisatawan yang datang untuk menikmati setiap pariwisata yang ada.
Kehadiran jalan tol yang berada di Provinsi Jawa Timur ini merupakan jalan tol yang menghubungkan antarkawasan industri utama di wilayah penyangga utama Kota Surabaya, yaitu Sidoarjo dan Gresik.