Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur intensif mendorong para petaninya untuk mengoptimalkan hasil produksi pertanian, terutama padi guna meningkatkan kesejahteraan petani dan menguatkan ketahanan pangan di wilayah setempat.
"Kota Madiun ini lahannya sempit. Tapi bagaimana dengan lahan yang sempit ini, petani bisa menghasilkan maksimal. Sehingga, manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat," ujar Wali Kota Madiun Maidi dalam kegiatan panen padi di lahan demonstrasi plot (demoplot) aplikasi Phonska Plus di area persawahan kelompok tani "Tani Dadi Makmur" Kelurahan Winongo, Kota Madiun, Rabu.
Menurut dia, pengoptimalan produksi pertanian dapat dilakukan dengan berbagai terobosan. Adapun, terobosan peningkatan produksi tersebut bisa ditempuh dengan penggunaan bibit unggul, sistem tanam yang modern, hingga pemakaian pupuk dan pestisida yang proporsional.
Pemkot Madiun juga menggandeng sejumlah instansi baik swasta maupun milik pemerintah guna membantu mewujudkan pengoptimalan produksi pertanian petani di wilayahnya.
Salah satu instansi yang digandeng Pemkot Madiun di antaranya adalah produsen pupuk milik negara, PT Petrokimia Gresik (PG) yang memberikan bantuan pupuk organik Petroganik dan Phonska Plus kepada kelompok tani di Kota Madiun.
Salah satu kelompok tani yang mendapat bantuan pupuk Phonska Plus dari PG adalah kelompok tani "Tani Dadi Makmur" di Kelurahan Winongo. Kelompok tani tersebut mendapat bantuan pupuk untuk lahan demoplot seluas 28 hektare.
Dengan bantuan dan pendampingan tersebut, kelompok petani Tani Dadi Makmur berhasil meningkatkan kapasitas produksinya. Yaitu, dari 7 ton per hektare menjadi 8,43 ton per hektare.
Wali Kota Maidi memberikan apresiasi atas capaian tersebut. Pihaknya berharap, pengoptimalan produksi pertanian tersebut tidak hanya padi, namun juga komoditas pertanian lain, utamanya yang menunjang sebagai bahan pembuatan sambal pecel, sebagai makanan khas Kota Madiun.
"Harapannya tidak hanya tanam padi, namun petani juga dapat menanam varietas lain yang dibutuhkan masyarakat sebagai bahan pembuatan sambal pecel. Yakni cabai, kacang tanah, sayuran, dan palawija," katanya.
Pihaknya menilai, dengan tersedianya bahan baku dari lahan persawahan dalam kota, diharapkan para produsen sambal pecel tidak lagi mencari komoditas di luar kota. Selain itu, pemkot juga menyiapkan skema subsidi untuk mengantisipasi adanya penurunan harga komoditas.
Sementara itu, Direktur Pemasaran PT Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan bahwa PT Petrokomia Gresik selaku produsen pupuk berupaya untuk membantu meningkatkan produk pertanian nasional. Namun, tidak lupa untuk menjaga kualitas tanah dengan pupuk petroganik.
"Dengan sinergi kuat antara stakeholder pertanian, BUMN, dan produsen pupuk, maka kualitas pertanian akan dapat ditingkatkan," kata Digna.
Pihaknya menjelaskan pemberian bantuan pupuk di lahan demoplot itu juga sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap keberlangsungan petani di daerah.
"Harapannya, para petani di daerah mampu menghasilkan padi dan hasil pertanian lainnya yang berkualitas," katanya.
Sesuai data, luas lahan hijau produktif di Kota Madiun saat ini mencapai 901 hektare. Karena itu untuk memaksimalkan produksi dan meningkatkan mutu hasil pertanian, Pemkot Madiun melalui Disperta setempat gencar mengedukasi petani agar meningkatkan produksi dengan menerapkan sistem mekanisasi.
Dinas juga meminta petani menggunakan pupuk dan pestisida secara bijak. Disperta juga mendorong petani untuk mewujudkan beras sehat yakni zero pestisida dan bahan kimia.
Selain Wali Kota Maidi, kegiatan panen padi di lahan demoplot Winongo juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya, Ketua DPRD Kota Madiun Andi Raya, Kapolres Madiun Kota AKBP R Bobby, Dandim 0803/Madiun, anggota DPR RI Mindo Sianipar, perwakilan PG, OPD, camat/lurah setempat, dan anggota kelompok Tani Dadi Makmur. (*)